A. Hakekat
Evaluasi Program Pengajaran
a.
Suharsimi
Arikunto, 2011
Evaluasi program adalah suatu
rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan dengan sengaja untuk melihat tingkat
keberhasilan program.
b.
Borg & Gall, 1983: 733
Evaluasi program pengajaran adalah suatu proses yang
secara langsung terfokus pada penentuan nilai, hasil guna, dan
kebaikan-kebaikan dari program, proyek, materi, dan teknik-teknik pengajaran.
c.
Ralph
Tyler, 1950
Mengatakan
bahwa evaluasi program adalah proses
untuk mengetahui apakah tujuan pendidikan sudah dapat direalisasikan.
Jadi,
Evaluasi program adalah kegiatan yamg dimaksudkan untuk mengetahui seberapa
tinggi tingkat keberhasilan dari kegiatan yang direncanakan.
B. Peranan Guru dalam Evaluasi Program
Pengajaran
Guru
adalah orang yang paling penting statusnya di dalam kegiatan pembelajaran
karena guru memgang tugas yang sangat penting, yaitu mengatur dan mengemudikan
kehidupan kelas. Di dalam melaksanakantugas penting yaitu menciptakan suasana
kelas tersebut guru berupaya sekuat tenaga agar kehidupan kelas dapat berjalan
dengan lancar. Peserta didik dapat belajar tanpa hambatan dan dapat menguasai apa
yang diajarkan oleh guru dengan nilai yang baik. Jika ternyata nilainya tidak
baik, guru tentu ingin menelusuri apa penyebab nilai yang tidak baik itu.
Jika
guru tidak mengetahui apa dan bagaimana evaluasi program, ia tidak akan mampu
melakukan tugas penelusuran penyebab nilai tidak baik. Agar mampu melakukan
tugas dengan baik, harus mempelajari evaluasi program.
Di
dalam kegiatan pembelajaran, guru berperan sebagai evaluator. Guru adalah
pelaksana sehingga mereka mengetahui apa yang terjadi di dalam proses pembelajaran.
Guru berkepentingan atas kualitas pengajaran. Untuk memperbaiki proses
pengajaran yang akan dilaksanakan di lain waktu, guru perlu mengetahui seberapa
tinggi tingkat pencapaian dari tugas yang telah di kerjakan selama kurun waktu
tertentu.
C. Tujuan
Evaluasi Program Pengajaran
Evaluasi
program bertujuan untuk mengetahui pencapaian tujuan program yang telah
dilaksanakan. Selanjutnya, hasil evaluasi program digunakan sebagai dasar untuk
melaksanakan kegiatan tindak lanjut atau untuk melakukan pengambilan keputusan
berikutnya.
Evaluasi sama artinya dengan kegiatan supervisi.
Kegiatan evaluasi/supervisi dimaksudkan untuk mengambil keputusan atau
melakukan tindak lanjut dari program yang telah dilaksanakan. Manfaat dari
evaluasi program dapat berupa penghentian program, merevisi program,
melanjutkan program, dan menyebarluaskan program.
D. Objek
atau Sasaran Evaluasi Program Pengajaran
Dalam melakukan
evaluasi program, kita perlu tahu siapakah yang menjadi sasaran evaluasi
program? Untuk dapat mengenal sasaran evaluasi secara cermat, kita perlu
memusatkan perhatian kita pada aspek-aspek yang bersangkut paut dengan
keseluruhan kegiatan pembelajaran.
Objek atau sasaran evaluasi merupakan
segala sesuatu yang menjadi pusat untuk dilakukan evaluasi, penilaian atau
pengukuran karena keinginan untuk mendapatkan informasi dari yang akan
dijadikan evaluasi, penilaian dan pengukuran. Ada tiga objek penilaian dalam
evaluasi pembelajaran, yakni input, transformasi dan output.
1.
Input
(Masukan)
Untuk mengetahui pribadi seorang siswa yang utuh,
dapat dilakukan macam-macam bentuk tes sebagai alat untuk mengukur. Aspek yang
bersifat rohani setidaknya mencakup empat hal :
a.
Kemampuan
Seorang siswa yang akan mengikuti program dalam
memasuki sekolah, guru akan melihat kemampuan siswa. Alat ukur yang digunakan
untuk mengukur kemampuan ini desebut tes kemampuan atau attietude test.
b.
Kepribadian
Kepribadian adalah sesuatu yang biasa terdapat
disetiap diri manusia dengan menampakan kepribadian itu dari sikap tingkah laku
yang dimiliki manusia. Alat untuk mengetahui kepribadian itu disebut tes
kepribadian atau personality test.
c.
Sikap-sikap
Sikap juga termasuk kedalam bagian dari tingkah
laku yang dimiliki manusia, namun ada hal yang lebih menonjol dari sikap dan
sangat dibutuhkan dalam sebuah pergaulan agar dapat mendapatkan informasi dari
pergaulannya. Alat yang dapat mengetahui keadaan sikap sering dinamakan tes sikap atau attitude test.
d.
Intelegensi
Tes intelegensi atau sering dikenal dengan intelligence
anetient. Namun, sebenarnya IQ itu bukan lah intelegensi. IQ berbeda dengan
intelegensi karena IQ hanyalah angka yang memberi petunjuk mengenai tinggi
rendahnya intelegensi seseorang. Dengan pengertian ini maka kurang benarlah
jika ada orang mengatakan “IQ JONGKOK” karena IQ hanyalah berupa angka.
Mestinya Iq rendah diartikan bahwa angkanya rendah.
2.
Transformasi
Unsur yang terdapat dalam
transformsi semuanya dapat menjadi sasaran atau objek penilaian demi
diperolehnya hasil pendidikan yang diharapkan. Untuk transformasi yang menjadi
objek penilaian antara lain:
a. Kurikulum/materi
b. Metode dan cara penilaian
c. Sarana pendidikan/media
d. Sistem administrasi
e. Guru dan personal lainya
3.
Output
Penilaian terhadap lulusan
suatu sekolah dikurikulum untuk mengetahui seberapa jauh tingkat
pencapaian/prestasi belajar mereka selama mengikuti progam. Alat yang digunakan
untuk mengukur pencapaian ini disebut tes pencapaian
atau achieviment test.
Kecendrungan yang ada sampai saat ini adalah bahwa guru
hanya menilai prestasi belajar aspek kognitif atau kecerdasan saja. Alatnya
adalah tes tertulis. Aspek psikomotorik, apalagi afektif sangat jarang diterapkan oleh guru.
Akaibatnya, dapat kita buktikan yakni bahwa para lulusan hanya mengetahui teori
tetapi tidak terampil melakukan keterampilan, juga tidak mampu mengaplikasikan
pengetahuan yang sudah mereka ketahui. Lemahnya pembelajaran dan evaluasi
terhadap aspek afektif ini, jika kita mau introfeksi, telah berakibat
merosotnya akhlak para lulusan, yang selanjutnya berdampak luas pada merosotnya
anak bangsa.
E. Model-model
dalam Evaluasi Program Pengajaran
Kaufan dan Thomas dalam Suharsimi
membedakan model evaluasi program menjadi delapan, yaitu:
1. Goal Oriented Eavaluation Model
Objek pengamatan model ini adalah tujuan dari
program. Evaluasi dilaksanakan
berkesinambungan, terus-menerus untuk mengetahui ketercapaian pelaksanaan
program.
2. Goal Free Eavaluation Model
Dalam
melaksanakan evaluasi tidak memperhatikan tujuan khusus program, melainkan
bagaimana terlaksananya program dan mencatat hal-hal yang positif maupun
negatif.
3. Formatif Summatif Evaluation Model
Model
evaluasi ini dilaksanakan ketika program masih berjalan (evaluasi formatif) dan
ketika program sudah selesai (evaluasi sumatif).
4. Countenance Evaluation Model
Model ini
juga disebut model evaluasi pertimbangan. Maksudnya evaluator mempertimbangkan
program dengan memperbandingkan kondisi hasil evaluasi program dengan yang
terjadi di program lain, dengan objek ssaran yang sama dan membandingkan
kondisi hasil pelaksanaan program dengan standar yang ditentukan oleh program
tersebut.
5. Responsif Evaluation Model
Model Evaluasi Responsif
Evaluasi adalah untuk memberikan layanan kepada klien, membuat pernyataan
komprehensif tentang program apa yang menjadi dan tentang kepuasan dan ketidakpuasan
yang tepat memilih orang-orang rasakan terhadap program.
6. SSE-UCLA Evaluation Model
Model ini meliputi empat tahap,
yaitu
a. Needs assessment, memusatkan pada penentuan
masalah hal-hal yang perlu dipetimbangkan dalam program, kebutuhan uang
dibutuhkan oleh program, dan tujuan yang dapat dicapai.
b. Program planning, perencanaan program dievaluasi
untuk mengetahui program disusun sesuai analisis kebutuhan atau tidak.
c. Formative evaluation,
evaluasi dilakukan pada saat program berjalan.
d.
Summative
program, evaluasi untuk mengetahui hasil
dan dampak dari program serta untuk mengetahui ketercapaian program.
7. CIPP Evaluation Model
(Context Input Process Product)
a. Evaluasi Konteks
Evaluasi konteks adalah evaluasi terhadap kebutuhan, tujuan pernenuhan
dan karakteristik individu yang menangani. Seorang evaluator harus sanggup
menentukan prioritas kebutuhan dan memilih tujuan yang paling menunjang
kesuksesan program.
b. Evaluasi Masukan
Evaluasi masukan mempertimbangkan kemampuan awal atau kondisi awal yang
dimiliki oleh institusi untuk melaksanakan sebuah program.
c. Evaluasi Proses
Evaluasi proses diarahkan pada sejauh mana program dilakukan dan sudah
terlaksana sesuai dengan rencana.
d. Evaluasi Hasil
Ini merupakan tahap akhir evaluasi dan akan diketahui ketercapaian
tujuan, kesesuaian proses dengan pencapaian tujuan, dan ketepatan tindakan yang
diberikan, dan dampak dari program.
8. Discrepancy Model
Model ini
ditekankan untuk mengetahui kesenjangan yang terjadi pada setiap komponen
program. Evaluasi kesenjangan dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kesesuaian
antara standar yang sudah ditentukan dalam program dengan penampilan aktual
dari program tersebut.
F. Cara
Melakukan Evaluasi Program Pengajaran
Apabila guru ingin melakukan evaluasi program dengan lebih cermat dan
teliti, misalnya ingin menelusuri secara khusus kemajuan peserta didik dalam
belajar, terlebih dahulu harus menyusun rencana evaluasi sekaligus menyusun
instrument pengumpulan data yang berupa angket, pedoman wawancara, pedoman
pengamatan dan sebagainya. Sebagai cara sederhana dengan mengadakan pencatatan
peristiwa yang dialami dari kegiatan sehari-hari di kelas.
Guru
dalam mengevaluasi program ini, cukup dengan membuat acuan singkat dan
sederhana yang disusun dalam bentuk pertanyaan saja. Dari jawaban atas
pertanyaan tersebut guru akan memperoleh umpan terhadap apa yang dilakukan.
No comments:
Post a Comment