SEMOGA DAPAT MEMBANTU ANDA DAN JANGAN LUPA TINGGALKAN KOMENTAR... SEMOGA DAPAT MEMBANTU ANDA DAN JANGAN LUPA TINGGALKAN KOMENTAR... SEMOGA DAPAT MEMBANTU ANDA DAN JANGAN LUPA TINGGALKAN KOMENTAR...

Faksi Bolshevik dan Lahirnya USSR

 on Saturday, 30 April 2016  

 

A.    Sejarah Munculnya Kaum Bolshevik
Benih-benih revolusi sudah ada sejak zaman Alexander II yaitu pada abad ke-19 dan kemudian dihidupkan kembali oleh para pengikut Lenin. Memasuki abad ke-20, Rusia masih merupakan monarki absolut di bawah Tsar yang mengendalikan segala kekuasaan pemerintahan secara reaksioner. Golongan menengah yang biasanya mempunyai peran penting dalam menggerakan perubahan belum ada, dan jika ada jumlahnya masih sedikit. Sedangkan kelompok yang menghendaki perubahan senantiasa mendapat tekanan keras dari Tsar bersama sarana penegak kekuasaannya.
Tindakan-tindakan kelompok yang menghendaki perubahan tidak berhasil membawa pemerintahan kearah pembaharuan. Oleh karena itu, maka pada akhir tahun 1880 gerakan ini menjadi kelompok intelektual yang merupakan permulaan dari zaman baru gerakan revolusioner. Kelompok intelektual inilah yang memasukkan ajaran Karl Marx ke Rusia, walaupun mereka harus menghadapi sensor keras tsar serta kekjaman polisi rahasia pendukung tsar.  Salah seorang diantara kelompok intelektual yang amat berpengaruh serta penganut teori Marx itu adalah George Plekhanov. Pada tahun 1882, Plekhanov mendirikan suatu perkumpulan di Geneva (Jenewa) yang bernama Pembebasan Kaum Buruh.
Dalam tahun 1895, pengikut-pengikut Plekhanov mulai melancarkan propaganda Marxist di pabrik-pabrik dan di bengkel-bengkel. Di St. Petersburg diadakan suatu organisasi dibwah pimpinan Lenin dan Julius Martov (1873-1923) yang bernama Persatuan Perjuangan Untuk Pembebasan Buruh yang namanya saja telah menunjukkan perhatian yang sangat besar kepada perjuangan dan golongan (Kohn, 1996:61). Dalam tahun 1897, Lenin di buang  ke Siberia, disana dia berkesempatan untuk belajar dan menulis buku.
Di pihak Plekhanov, setelah memlalui beberapa kali percobaan propaganda yang gagal, akhirnya dibentuk Partai Sosial Demokratik Rusia yang mengadakan kongres pertamanya di Minsk, sebelah Barat  Rusia pada tahun 1898. Setelah Lenin kembali dari Siberia, ia bergabung dengan Plekhanov serta para pemimpin partai yang lain dalam tahun 1900. Sejak saat itu partai Sosial-Demokratik mulai bergerak maju, terutama melalui penertiban surat kabar mereka yan diberi nama Iskra (Sinar), dimana Lenin menjadi salah satu anggota redaksi yang kemudian bertindak sebagai editor utama. Pada tahun 1902 menerbitkan pamphlet-pamflet sebagai alat untuk revolusi yang akan datang.
Dari sejak awal berdirinya partai, di antara pemimpin dan pengikutnya sudah ada perbedaan-perbedaan. Pertentangan tersebut menonjol kembali pada kongres partai yang kedua yang diadakan pada tahun 1903 di Brussel. Pada kongres itu, kelompok yang dipimpin Lenin dan Plekhanov memperoleh dukungan mayoritas, dan sejak saat itu mereka menyebut dirinya “Bolshevik” yang artinya mayoritas. Sedangkan kelompok yang lain disebut “Menshevik” yang artinya minoritas. Golongan Bolshevik ini merupakan kelompok garis keras yang berfikir perubahan harus dimenangkan dengan senjata. Sedangkan golongan Menshevik merupakan kelompok sosialis moderat yang membentuk sikap bahwa perubahan harus dilakukan dengan damai.
B.     Upaya kaum Bolshevik untuk Mendapatkan Kekuasaan
Kekalahan Rusia dalam peperangan di Timur Jauh melawan Jepang (1904-1905) dan kesulitan-kesulitan ekonomi yang terjadi di pusat-pusat industri Rusia sangat luas, seperti kenaikan harga yang sebanding dengan kenaikan upah, telah menimbulkan kekacauan kepada para buruh di St. Petersburg, dan terutama di pabrik senjata yang besar di Putilov. Hal ini menyulut untuk pertama kali revolusi di Rusia (1905). Kekalahan tersebut selain menyebabkan kesulitan ekonomi, juka menyebabkan gengsi Rusia jatuh, dan rakyat memandang bahwa tsar beserta rezimnya memikul tanggung jawab atas kecerobohan dalam perang itu. Pada tahun 1905, sejumlah besar rakyat dibawah pimpinan seorang pendeta yang bernama George Gapon, memimpin suatu demonstrasi massa yang terdiri dari pekerja-pekerja yang dilakukan secara damai di depan istana tsar untuk mengajukan tuntutan atau petisi untuk memperbaiki kondisi yang dikeluhkan oleh rakyat. Tuntutan tersebut ditandatangani oleh 135.000 orang. Para pekerja yang berdemonstrasi secara damai dengan tidak membawa sejata, bahkan sebagian dari mereka malah membawa gambar-gambar tsar dan pendeta-pendeta. Namun saat didepan istana tsar, pekerja demonstran damai tersebut disambut oleh pasukan-pasukan yang melepaskan tembakan kepada mereka yang mengakibatkan ratusan diantara mereka terbunuh dan terluka. Jatuhnya ratusan korban menimbulkan protes rakyat diseluruh negeri. Peristiwa itu kemudian dikenal dengan sebutan  Minggu berdarah, 22 Januari 1905.
Hari itu menandakan permulaan dari suatu kekacauan yang meluas, kekacauan itu terjadi dimana-mana untuk menuntut agar diadakan berbagai pembaharuan, dan memuncak dengan terjadinya pemogokan umum yang diorganisir oleh Wakil-wakil Pekerja Soviet Petersburg. Soviet-soviet atau dewan-dewan muncul bersamaan di kota-kota Rusia lainnya, yang kemudian mengadakan kerja sama antara satu dengan yang lainnya. Ketua dari Soviet di St. Petersburg adalah Leon Trotsky. Soviet-soviet ini kebanyakan berada dibawah pengaruh golongan Menshevik dan mereka menerbitkan suatu alat pemberitaan resmi yan bernama Izvestiya (Berita). Dalam tahun 1905, orang-orang dari golongan Bolshevik dan orang-orang dari golongan Menshevik saling bersaing untuk menjadi pemimpin golongan proletariat Rusia.
Pemerintahan tsar yang pada awal terjadi revolusi mengalami kepanikan, kemudian dapat mengembalikan rasa percaya dirinya, dan menjelang akhir tahun 1905 berhasil menindas revolusi dengan kekuatan militer.  Hal ini ditandai dengan pemogokan umum yang diumumkan oleh Soviet Moskow dalam bulan Desember tahun 1905 dihentikan oleh Pemerintah. Para pemimpin gerakan revolusi dibuang dan dipenjarakan. Gerakan revolusioner telah kehilangan daya penggeraknya. Pemerintah telah keluar sebagai pemenang.
Di bawah pengaruh berlangsungnya Revolusi 1905, tsar mengeluarkan manifesto Oktober 1905 yang berisi janji pembentukan parlemen yang disebut Duma untuk mendampingi tsar dalam menjalankan roda pemerintahan. Kelompok moderat, termasuk Kadet, dapat menerima manifesto tersebut, namun partai-partai Sosialis menolaknya. Adanya perbedaan sikap ini memperlihatkan adanya perpecahan di kalangan yang menentang tsar, sehingga tsar merasa cukup kuat dengan bantuan militer untuk menekan kerusuhan yang terjadi menjelang akhir tahun 1905 di Moskow, serta hanya melakukan sedikit perubahan yang tidak sesuai dengan harapan rakyat. Tsar menunjuk suatu dewan perwakilan yang terdiri dari 2 badan. Yang pertama adalah Majelis Tinggi (Upper House) yang sebagian besar terdiri dari para bangsawan, dan Duma yang dianggap sebagai Majelis Rendah (Lowe House) hanya diberi kekuasaan yang terbatas. Sistem pemilihan anggota-anggota Duma juga menguntungkan para tuan tanah dan golongan borjuis tingka atas, walaupun system pemilihan langsung yang dilaksanakan member jaminan akan hadirnya beberapa wakil para pekerja dalam Duma.
Dalam pemilihan-pemilihan selanjutnya, ternyata tsar sesungguhnya hanya mendapat dukungan kecil sementara Kadet memperoleh dukungan paling besar dalam Duma. Partai Sosial Demokratik pun hanya memperoleh beberapa kursi. Golongan Bolshevik sendiri tidak pernah memperoleh kursi sebanyak yang diperoleh Menshevik. Dalam keadaan seperti ini, tsar menunjuk menteri-menteri yang tidak akan mampu menguasai mayoritas Duma sebagai upaya untuk mencegah terjadinya parlementer yang nyata.
Sadar bahwa dalam Duma pertama tsar hanya mendapat dukungan yang amat kecil, tsar membubarkannya, dan melakukan pemilihan baru, namun hasilnya tetap saja. Oleh karena itu tsar mengubah dasar pemilihan, hingga yang berhak memilih hanya para bangsawan dan golongan borjuis tingkat atas. Dengan cara ini Duma menggambarkan kondisi yang disukai tsar, namun tidak memuaskan aspirasi golongan intelektual, liberal, dan sosialis.
Meskipun dalam kisaran waktu antara 1907-1914 Rusia telah menjadi Negara yang berkembang pesat. Selama 10 tahun sebelum revolusi, Rusia hidup dalam sutu zaman yang kemakmurannya berkembang dengan cepat, dari segi budaya, peperangan melawan buta huruf, dan hubungan intelektual dan kesenian dengan Eropa menjadi lebih dekat daripada sebelumnya. Tapi tampaknya ketidakpuasan terhadap pemerintahan tsar terus berakumulasi, dan perubahan-perubahan yang terjadi itu tidak mampu membendung revolusi yang nantinya akan menjatuhkan tsar.
a.       Revolusi Bolshevik
Kekalahan Rusia dalam Perang Dunia I terhadap Jerman, memberikan dampak kerugian besar bagi Rusia baik secara militer dan ekonomi. Akibatnya tingkat ketidakpuasan masyarakat terhadap pemerintahan tsar bertambah tinggi. Hal ini membuka kesempatan kepada golongan revolusioner untuk menjalankan aksinya. Revolusi akhirnya pecah tanpa pimpinan dan tanpa suatu rencana, dalam perkembangan awalnya Lenin dan orang-orang Bolshevik tidak terlibat dan tidak memainkan peranan apapun, karena pada permulaan tahun 1917 Lenin dan Trotsky berada di luar negeri dalam masa pembuangannya di Switzerland. Selama masa pembuangannya, sebenarnya Lenin menentang peperangan dan dia menghimpun kekuatan di Zimerwald dalam bulan September 1915. Dia mendapat dukungan untuk menggulirkan pemerintahannya sendiri dan mengalihkan peperangan nasional menjadi peperangan internasional. Lenin sendiri tidak mempunyai gambaran yang jelas tentang negaranya. Namun di Switzerland, Lenin bercerita bahwa revolusi ini adalah sebuah awal permulaan bagi sebuah revolusi sosialis di Eropa.
Sementara itu dalam bulan Februari 1917, sidang Duma menuntut pemerintahan yang konstitusional yang nyata. Ketika tsar menolak tuntutan Duma tersebut dan membubarkannya, Komite Duma akhirnya menuntut agar tsar turun tahta. Tsar yang menyadari kekacauan disekitarnya, dan tidak mampu meminta kesetiaan pasukannya, akhirnya turun tahta pada tanggal 17 Maret 1917 (Siboro, 2012:136). Dengan demikian tidak ada lagi yang menjadi kepala pemerintahan, sehingga Duma sebagai sisa terakhir kekaisaran melanjutkan tindakannya dengan membentuk Pemerintahan Sementara.
Duma mencoba memimpin revolusi itu melalui saluran-saluran yang teratur dan menjadi pemimpin dari revolusi itu sendiri. Pada bulan Maret 1917 dibentuklah pemerintahan sementara yang diketuai oleh Pangeran Gerorge Lvov, yaitu seorang pemimpin Zemstvo yang liberal dan seorang yang ingin melakukan pembaharuan-pembaharuan di Rusia. Namun lagi-lagi rakyat Rusia kecewa atas revolusi yang terjadi karena jauh dari harapan yang mereka inginkan. Selain itu, Pemerintah Sementara juga menghadapi oposisi dari para pemimpin militer yang marahkarena penurunan tsar secara paksa, dan tidak bersedia tunduk kepada siapapun. Dalam perkembangannya, beberapa tokoh liberal dalam Pemerintahan Sementara yang menyadari tidak mendapat dukungan dari golongan Kiri, meletakkan harapan satu-satunya pada upaya memperoleh dukungan dan kesetiaan dari kelompok sosialis yang lebih moderat.
Salah seorang tokoh moderat terkenal dari Partai Sosialis Revolusioner, Alexander Karensky, diangkat memimpin Departemen Kehakiman, dan selanjutnya dipercaya menjadi Perdana Menteri. Pada bulan Juli 1917, Alexander Kerensky yang berasal dari kelompok Menshevik, mengontrol pemerintahan transisi. Mengetahui fenomena yang terjadi pada pemerintahan di Rusia, Lenin segera pulang dari Switzerland. Ketika Lenin tiba di Petograd (St. Petersburg), dengan segera dia menuntut diadakannya suatu perjuangan atau pemberontakan melawan Pemerintahan Sementara. Lenin melakukan penyerangan pada Karensky dengan keyakinan bahwa pemerintahan sementara yang dijalankan Karensky sama sekali belum memiliki kekuatan yang cukup. Mengetahui usaha Lenin beserta kaum Bolshevik yang berusaha menjatuhkan pemerintahan Menshevik, Karensky lantas memerintahkan penangkapannya. Usaha yang Bolshevik lakukan dapat digagalkan oleh pemerintah berkat dukungan golongan Menshevik yang bekerja sama dengan kelompok Sosialis Revolusioner. Lenin terpaksa haus melarikan diri ke Finlandia, dan Trotsky yang pada saat itu merupakan pendukung Lenin, dipenjarakan.
Kemenangan Pemerintah Sementara itu tidaklah lama, salah seorang pemimpin militer, Jenderal Kornilov telah merencanakan pengambilan kekuasaan (kudeta), mengetahui hal itu pihak Pemerintah Sementara bekerja sama dengan golongan Bolshevik untuk menggagalkan usaha Kornilov. Keadaan ini merupakan tanda-tanda akan berakhirnya Pemerintahan Sementara, karena dengan meminta bantuan dari golongan Bolshevik untuk mengalahakan golongan kontra revolusi, hal ini memperlihatkan bahwa Pemerintahan Sementara tidak memiliki kekuatan memerintah tanpa dukungan dari kelompok Bolshevik yang justru ingin menjatuhkannya.
Akibatnya adalah bertambah radikalnya Soviet (Dewan) Pemerintah Sementara. Maka untuk pertama kalinya orang-orang Bolshevik memperoleh dukungan mayoritas dalam soviet di Moskow dan Petrograd. Soviet Petrograd mendapat keuntungan karena dibawah pimpinan Trotsky. Trotsky pun dibebaskan dari penjara, kemudian dibawah pimpinannya maka diadakanlah suatu wajib militer para pekerja di Petrograd untuk melindungi revolusi dari percobaan yang dilakukan oleh golongan kontra revolusi seperti yang dipimpin Jenderal Kornilov. Dari wajib militer para pekerja ini yang kemudian disebut Pengawal Merah, beberapa minggu kemudian Lenin kembali dari pelariannya dari Finlandia untuk memimpin revolusi.
Gerakan Lenin dilaksanakan sepanjang malam tanggal 6 November 1917. Dengan bantuan angkatan laut dari Baltik, Pengawal Merah di bawah komando Trotsky merebut posisi-posisi penting di ibu kota, dan menangkap serta menahan anggota-anggota Pemerintahan Sementara yan berhasil ditemukan. Akhirnya golongan Bolshevik berhasil menguasai keadaan, dan pada hari berikutnya, ketika Kongres Soviet Seluruh Rusia diselenggarakan, Kongres ini secara mayoritas mendukung Bolshevik. Kongres juga membentuk Dewan Komisaris Rakyat (“Council of People’s Commissars”) yang seluruh komposisinya terdiri dari Bolshevik dengan Lenin sebagai pemimpinnya. Selain itu, Kongres juga membentuk Komite Eksekutif Sentral (“Central Executive Committee”) yang mayoritas anggotanya berasal dari Bolshevik. Dengan ini kaum Bolshevik memegang kekuasaan di Rusia.
C.    Lahirnya USSR
Dalam sidang III Dewan Pekerja, Militer dan Petani di Petrograd pada pertengahan Januari 1918, kaum Bolshevik mengubah nama Republik Soviet Rusia menjadi RSFSR (Republik Sosialis Federasi Soviet Rusia). Setelah meraih kesuksesan dan membentuk pemerintahan RSFSR, Bolshevik menyusun berbagai kebijakan baik politik maupun ekonomi untuk memperbaiki keadaan akibat revolusi dan perang. 
Pada tanggal 30 Desember 1922 kaum Bolshevik membentuk Undang-Undang Dasar baru. Berdasarkan UUD baru ini bentuk negara Rusia adalah negara serikat dengan nama Republik Sosialis Uni Soviet atau Union of Soviet Sosialis Republics (USSR) dengan anggota RSFS Rusia, RSFS Transkaukasia, RSS Ukraina, dan RSS Belarusia.

SUMBER:

Kohn, Hans. 1966. Dasar Sedjarah Rusia Modern. Jakarta: Bharatara
Siboro, Julius. 2012. Sejarah Eropa. Yogyakarta: Penerbit Ombak

Faksi Bolshevik dan Lahirnya USSR 4.5 5 Unknown Saturday, 30 April 2016   A.     Sejarah Munculnya Kaum Bolshevik Benih-benih revolusi sudah ada sejak zaman Alexander II yaitu pada abad ke-19 dan kem...


No comments:

Post a Comment


J-Theme