A. Sejarah Munculnya Kaum Bolshevik
Benih-benih
revolusi sudah ada sejak zaman Alexander II yaitu pada abad ke-19 dan kemudian
dihidupkan kembali oleh para pengikut Lenin. Memasuki abad ke-20, Rusia masih
merupakan monarki absolut di bawah Tsar yang mengendalikan segala kekuasaan
pemerintahan secara reaksioner. Golongan menengah yang biasanya mempunyai peran
penting dalam menggerakan perubahan belum ada, dan jika ada jumlahnya masih
sedikit. Sedangkan kelompok yang menghendaki perubahan senantiasa mendapat
tekanan keras dari Tsar bersama sarana penegak kekuasaannya.
Tindakan-tindakan
kelompok yang menghendaki perubahan tidak berhasil membawa pemerintahan kearah
pembaharuan. Oleh karena itu, maka pada akhir tahun 1880 gerakan ini menjadi
kelompok intelektual yang merupakan permulaan dari zaman baru gerakan
revolusioner. Kelompok intelektual inilah yang memasukkan ajaran Karl Marx ke
Rusia, walaupun mereka harus menghadapi sensor keras tsar serta kekjaman polisi
rahasia pendukung tsar. Salah seorang
diantara kelompok intelektual yang amat berpengaruh serta penganut teori Marx
itu adalah George Plekhanov. Pada tahun 1882, Plekhanov mendirikan suatu
perkumpulan di Geneva (Jenewa) yang bernama Pembebasan Kaum Buruh.
Dalam tahun
1895, pengikut-pengikut Plekhanov mulai melancarkan propaganda Marxist di
pabrik-pabrik dan di bengkel-bengkel. Di St. Petersburg diadakan suatu
organisasi dibwah pimpinan Lenin dan Julius Martov (1873-1923) yang bernama
Persatuan Perjuangan Untuk Pembebasan Buruh yang namanya saja telah menunjukkan
perhatian yang sangat besar kepada perjuangan dan golongan (Kohn, 1996:61).
Dalam tahun 1897, Lenin di buang ke
Siberia, disana dia berkesempatan untuk belajar dan menulis buku.
Di
pihak Plekhanov, setelah memlalui beberapa kali percobaan propaganda yang
gagal, akhirnya dibentuk Partai Sosial Demokratik Rusia yang mengadakan kongres
pertamanya di Minsk, sebelah Barat Rusia
pada tahun 1898. Setelah Lenin kembali dari Siberia, ia bergabung dengan
Plekhanov serta para pemimpin partai yang lain dalam tahun 1900. Sejak saat itu
partai Sosial-Demokratik mulai bergerak maju, terutama melalui penertiban surat
kabar mereka yan diberi nama Iskra (Sinar),
dimana Lenin menjadi salah satu anggota redaksi yang kemudian bertindak sebagai
editor utama. Pada tahun 1902 menerbitkan pamphlet-pamflet sebagai alat untuk
revolusi yang akan datang.
Dari sejak awal
berdirinya partai, di antara pemimpin dan pengikutnya sudah ada perbedaan-perbedaan.
Pertentangan tersebut menonjol kembali pada kongres partai yang kedua yang
diadakan pada tahun 1903 di Brussel. Pada kongres itu, kelompok yang dipimpin
Lenin dan Plekhanov memperoleh dukungan mayoritas, dan sejak saat itu mereka
menyebut dirinya “Bolshevik” yang artinya mayoritas. Sedangkan kelompok yang
lain disebut “Menshevik” yang artinya minoritas. Golongan Bolshevik ini
merupakan kelompok garis keras yang berfikir perubahan harus dimenangkan dengan
senjata. Sedangkan golongan Menshevik merupakan kelompok sosialis moderat yang
membentuk sikap bahwa perubahan harus dilakukan dengan damai.
B.
Upaya
kaum Bolshevik untuk Mendapatkan Kekuasaan
Kekalahan
Rusia dalam peperangan di Timur Jauh melawan Jepang (1904-1905) dan
kesulitan-kesulitan ekonomi yang terjadi di pusat-pusat industri Rusia sangat
luas, seperti kenaikan harga yang sebanding dengan kenaikan upah, telah
menimbulkan kekacauan kepada para buruh di St. Petersburg, dan terutama di
pabrik senjata yang besar di Putilov. Hal ini menyulut untuk pertama kali
revolusi di Rusia (1905). Kekalahan tersebut selain menyebabkan kesulitan
ekonomi, juka menyebabkan gengsi Rusia jatuh, dan rakyat memandang bahwa tsar beserta rezimnya memikul tanggung
jawab atas kecerobohan dalam perang itu. Pada tahun 1905, sejumlah besar rakyat
dibawah pimpinan seorang pendeta yang bernama George Gapon, memimpin suatu
demonstrasi massa yang terdiri dari pekerja-pekerja yang dilakukan secara damai
di depan istana tsar untuk mengajukan
tuntutan atau petisi untuk memperbaiki kondisi yang dikeluhkan oleh rakyat.
Tuntutan tersebut ditandatangani oleh 135.000 orang. Para pekerja yang
berdemonstrasi secara damai dengan tidak membawa sejata, bahkan sebagian dari
mereka malah membawa gambar-gambar tsar dan
pendeta-pendeta. Namun saat didepan istana tsar,
pekerja demonstran damai tersebut disambut oleh pasukan-pasukan yang
melepaskan tembakan kepada mereka yang mengakibatkan ratusan diantara mereka
terbunuh dan terluka. Jatuhnya ratusan korban menimbulkan protes rakyat
diseluruh negeri. Peristiwa itu kemudian dikenal dengan sebutan Minggu berdarah, 22 Januari 1905.
Hari itu
menandakan permulaan dari suatu kekacauan yang meluas, kekacauan itu terjadi
dimana-mana untuk menuntut agar diadakan berbagai pembaharuan, dan memuncak
dengan terjadinya pemogokan umum yang diorganisir oleh Wakil-wakil Pekerja
Soviet Petersburg. Soviet-soviet atau dewan-dewan muncul bersamaan di kota-kota
Rusia lainnya, yang kemudian mengadakan kerja sama antara satu dengan yang lainnya.
Ketua dari Soviet di St. Petersburg adalah Leon Trotsky. Soviet-soviet ini
kebanyakan berada dibawah pengaruh golongan Menshevik dan mereka menerbitkan
suatu alat pemberitaan resmi yan bernama Izvestiya
(Berita). Dalam tahun 1905, orang-orang dari golongan Bolshevik dan
orang-orang dari golongan Menshevik saling bersaing untuk menjadi pemimpin
golongan proletariat Rusia.
Pemerintahan
tsar yang pada awal terjadi revolusi
mengalami kepanikan, kemudian dapat mengembalikan rasa percaya dirinya, dan
menjelang akhir tahun 1905 berhasil menindas revolusi dengan kekuatan
militer. Hal ini ditandai dengan
pemogokan umum yang diumumkan oleh Soviet Moskow dalam bulan Desember tahun
1905 dihentikan oleh Pemerintah. Para pemimpin gerakan revolusi dibuang dan
dipenjarakan. Gerakan revolusioner telah kehilangan daya penggeraknya.
Pemerintah telah keluar sebagai pemenang.
Di bawah
pengaruh berlangsungnya Revolusi 1905, tsar
mengeluarkan manifesto Oktober 1905 yang berisi janji pembentukan parlemen
yang disebut Duma untuk mendampingi tsar dalam
menjalankan roda pemerintahan. Kelompok moderat, termasuk Kadet, dapat menerima
manifesto tersebut, namun partai-partai Sosialis menolaknya. Adanya perbedaan
sikap ini memperlihatkan adanya perpecahan di kalangan yang menentang tsar, sehingga tsar merasa cukup kuat dengan bantuan militer untuk menekan
kerusuhan yang terjadi menjelang akhir tahun 1905 di Moskow, serta hanya
melakukan sedikit perubahan yang tidak sesuai dengan harapan rakyat. Tsar menunjuk suatu
dewan perwakilan yang terdiri dari 2 badan. Yang pertama adalah Majelis Tinggi
(Upper House) yang sebagian besar
terdiri dari para bangsawan, dan Duma yang dianggap sebagai Majelis Rendah (Lowe House) hanya diberi kekuasaan yang
terbatas. Sistem pemilihan anggota-anggota Duma juga menguntungkan para tuan
tanah dan golongan borjuis tingka atas, walaupun system pemilihan langsung yang
dilaksanakan member jaminan akan hadirnya beberapa wakil para pekerja dalam
Duma.
Dalam
pemilihan-pemilihan selanjutnya, ternyata tsar
sesungguhnya hanya mendapat dukungan kecil sementara Kadet memperoleh
dukungan paling besar dalam Duma. Partai Sosial Demokratik pun hanya memperoleh
beberapa kursi. Golongan Bolshevik sendiri tidak pernah memperoleh kursi
sebanyak yang diperoleh Menshevik. Dalam keadaan seperti ini, tsar menunjuk menteri-menteri yang tidak
akan mampu menguasai mayoritas Duma sebagai upaya untuk mencegah terjadinya
parlementer yang nyata.
Sadar
bahwa dalam Duma pertama tsar hanya
mendapat dukungan yang amat kecil, tsar membubarkannya,
dan melakukan pemilihan baru, namun hasilnya tetap saja. Oleh karena itu tsar mengubah dasar pemilihan, hingga
yang berhak memilih hanya para bangsawan dan golongan borjuis tingkat atas.
Dengan cara ini Duma menggambarkan kondisi yang disukai tsar, namun tidak memuaskan aspirasi golongan intelektual, liberal,
dan sosialis.
Meskipun dalam kisaran waktu antara
1907-1914 Rusia telah menjadi Negara yang berkembang pesat. Selama 10 tahun
sebelum revolusi, Rusia hidup dalam sutu zaman yang kemakmurannya berkembang
dengan cepat, dari segi budaya, peperangan melawan buta huruf, dan hubungan
intelektual dan kesenian dengan Eropa menjadi lebih dekat daripada sebelumnya. Tapi
tampaknya ketidakpuasan terhadap pemerintahan tsar terus berakumulasi, dan perubahan-perubahan yang terjadi itu
tidak mampu membendung revolusi yang nantinya akan menjatuhkan tsar.
a.
Revolusi Bolshevik
Kekalahan Rusia dalam Perang Dunia I terhadap Jerman,
memberikan dampak kerugian besar bagi
Rusia baik secara militer dan ekonomi. Akibatnya tingkat ketidakpuasan
masyarakat terhadap pemerintahan tsar
bertambah tinggi. Hal ini membuka kesempatan kepada golongan revolusioner untuk
menjalankan aksinya. Revolusi akhirnya pecah tanpa pimpinan dan tanpa suatu
rencana, dalam perkembangan awalnya Lenin dan orang-orang Bolshevik tidak
terlibat dan tidak memainkan peranan apapun, karena pada permulaan tahun 1917
Lenin dan Trotsky berada di luar negeri dalam masa pembuangannya di
Switzerland. Selama masa pembuangannya, sebenarnya Lenin menentang peperangan
dan dia menghimpun kekuatan di Zimerwald dalam bulan September 1915. Dia
mendapat dukungan untuk menggulirkan pemerintahannya sendiri dan mengalihkan
peperangan nasional menjadi peperangan internasional. Lenin sendiri tidak
mempunyai gambaran yang jelas tentang negaranya. Namun di Switzerland, Lenin
bercerita bahwa revolusi ini adalah sebuah awal permulaan bagi sebuah revolusi
sosialis di Eropa.
Sementara itu dalam
bulan Februari 1917, sidang Duma menuntut pemerintahan yang konstitusional yang
nyata. Ketika tsar menolak tuntutan
Duma tersebut dan membubarkannya, Komite Duma akhirnya menuntut agar tsar turun tahta. Tsar yang menyadari kekacauan disekitarnya, dan tidak mampu meminta
kesetiaan pasukannya, akhirnya turun tahta pada tanggal 17 Maret 1917 (Siboro,
2012:136). Dengan demikian tidak ada lagi yang menjadi kepala pemerintahan,
sehingga Duma sebagai sisa terakhir kekaisaran melanjutkan tindakannya dengan membentuk
Pemerintahan Sementara.
Duma mencoba
memimpin revolusi itu melalui saluran-saluran yang teratur dan menjadi pemimpin
dari revolusi itu sendiri. Pada bulan Maret 1917 dibentuklah pemerintahan
sementara yang diketuai oleh Pangeran Gerorge Lvov, yaitu seorang pemimpin
Zemstvo yang liberal dan seorang yang ingin melakukan pembaharuan-pembaharuan
di Rusia. Namun lagi-lagi rakyat
Rusia kecewa atas revolusi yang terjadi karena jauh dari harapan yang mereka
inginkan. Selain itu, Pemerintah Sementara juga menghadapi oposisi dari para
pemimpin militer yang marahkarena penurunan tsar
secara paksa, dan tidak bersedia tunduk kepada siapapun. Dalam
perkembangannya, beberapa tokoh liberal dalam Pemerintahan Sementara yang
menyadari tidak mendapat dukungan dari golongan Kiri, meletakkan harapan
satu-satunya pada upaya memperoleh dukungan dan kesetiaan dari kelompok
sosialis yang lebih moderat.
Salah seorang
tokoh moderat terkenal dari Partai Sosialis Revolusioner, Alexander Karensky,
diangkat memimpin Departemen Kehakiman, dan selanjutnya dipercaya menjadi
Perdana Menteri. Pada bulan Juli 1917, Alexander Kerensky yang berasal dari
kelompok Menshevik, mengontrol pemerintahan transisi. Mengetahui
fenomena yang terjadi pada pemerintahan di Rusia, Lenin segera pulang dari
Switzerland. Ketika Lenin tiba di Petograd (St. Petersburg), dengan segera dia
menuntut diadakannya suatu perjuangan atau pemberontakan melawan Pemerintahan
Sementara. Lenin melakukan
penyerangan pada Karensky dengan keyakinan bahwa pemerintahan sementara yang
dijalankan Karensky sama sekali belum memiliki kekuatan yang cukup. Mengetahui
usaha Lenin beserta kaum Bolshevik yang berusaha menjatuhkan pemerintahan
Menshevik, Karensky lantas memerintahkan penangkapannya. Usaha yang Bolshevik
lakukan dapat digagalkan oleh pemerintah berkat dukungan golongan Menshevik
yang bekerja sama dengan kelompok Sosialis Revolusioner. Lenin terpaksa haus melarikan
diri ke Finlandia, dan Trotsky yang pada saat itu merupakan pendukung Lenin,
dipenjarakan.
Kemenangan
Pemerintah Sementara itu tidaklah lama, salah seorang pemimpin militer,
Jenderal Kornilov telah merencanakan pengambilan kekuasaan (kudeta), mengetahui
hal itu pihak Pemerintah Sementara bekerja sama dengan golongan Bolshevik untuk
menggagalkan usaha Kornilov. Keadaan ini merupakan tanda-tanda akan berakhirnya
Pemerintahan Sementara, karena dengan meminta bantuan dari golongan Bolshevik
untuk mengalahakan golongan kontra revolusi, hal ini memperlihatkan bahwa
Pemerintahan Sementara tidak memiliki kekuatan memerintah tanpa dukungan dari
kelompok Bolshevik yang justru ingin menjatuhkannya.
Akibatnya adalah
bertambah radikalnya Soviet (Dewan) Pemerintah Sementara. Maka untuk pertama
kalinya orang-orang Bolshevik memperoleh dukungan mayoritas dalam soviet di Moskow
dan Petrograd. Soviet Petrograd mendapat keuntungan karena dibawah pimpinan
Trotsky. Trotsky pun dibebaskan dari penjara, kemudian dibawah pimpinannya maka
diadakanlah suatu wajib militer para pekerja di Petrograd untuk melindungi
revolusi dari percobaan yang dilakukan oleh golongan kontra revolusi seperti
yang dipimpin Jenderal Kornilov. Dari wajib militer para pekerja ini yang
kemudian disebut Pengawal Merah, beberapa minggu kemudian Lenin kembali dari
pelariannya dari Finlandia untuk memimpin revolusi.
Gerakan Lenin
dilaksanakan sepanjang malam tanggal 6 November 1917. Dengan bantuan angkatan
laut dari Baltik, Pengawal Merah di bawah komando Trotsky merebut posisi-posisi
penting di ibu kota, dan menangkap serta menahan anggota-anggota Pemerintahan
Sementara yan berhasil ditemukan. Akhirnya golongan Bolshevik berhasil
menguasai keadaan, dan pada hari berikutnya, ketika Kongres Soviet Seluruh
Rusia diselenggarakan, Kongres ini secara mayoritas mendukung Bolshevik.
Kongres juga membentuk Dewan Komisaris Rakyat (“Council of People’s Commissars”) yang seluruh komposisinya terdiri
dari Bolshevik dengan Lenin sebagai pemimpinnya. Selain itu, Kongres juga membentuk
Komite Eksekutif Sentral (“Central
Executive Committee”) yang mayoritas anggotanya berasal dari Bolshevik.
Dengan ini kaum Bolshevik memegang kekuasaan di Rusia.
C.
Lahirnya USSR
Dalam sidang III Dewan Pekerja, Militer dan Petani
di Petrograd pada pertengahan Januari 1918, kaum Bolshevik mengubah nama
Republik Soviet Rusia menjadi RSFSR (Republik Sosialis Federasi Soviet Rusia). Setelah
meraih kesuksesan dan membentuk pemerintahan RSFSR, Bolshevik menyusun berbagai
kebijakan baik politik maupun ekonomi untuk memperbaiki keadaan akibat revolusi
dan perang.
Pada
tanggal 30 Desember 1922 kaum Bolshevik membentuk Undang-Undang Dasar baru.
Berdasarkan UUD baru ini bentuk negara Rusia adalah negara serikat dengan nama
Republik Sosialis
Uni Soviet atau Union of Soviet Sosialis Republics (USSR) dengan anggota RSFS Rusia, RSFS Transkaukasia, RSS
Ukraina, dan RSS Belarusia.
SUMBER:
Kohn, Hans. 1966. Dasar Sedjarah Rusia Modern. Jakarta: Bharatara
Siboro,
Julius. 2012. Sejarah Eropa.
Yogyakarta: Penerbit Ombak
No comments:
Post a Comment