A.
Latar Belakang berdirinya Kerajaan Nasional di
Eropa
Sejak
memasuki abad ke-16, di Eropa mulai muncul kerajaan-kerajaan dengan
pemerintahan pusat yang semakin lama semakin kuat kedudukannya di Eropa. Pada
awal munculnya, bentuk pemerintahan kerajaan pertama kali muncul di negara
Spanyol, lalu berkembang di negara-negar Eropa lainnya.
Pembentukan
kerajaan nasional di negara-negara Eropa memiliki latar belakang yang hampir
sama yaitu perasaan senasib dan sepenanggungan yang dirasakan negara-negara
tersebut. Berikut akan dijelaskan latar belakang munculnya kerajaan nasional di
negara-negara Eropa:
1.
Spanyol
Menculnya kerajaan nasional di Spanyol adalah akibat dari
dikuasainya sebagian besar wilayah Spanyol oleh kaum Muslim yang saat itu
sangat berkuasa. Dari alasan tersebut, maka dilakukan pernikahan politik antara
Ferdinand dari kerajaan Arragon (Spanyol) dengan Isabella dari kerajaan
Castilis pada tahun 1146.
Meskipun Ferdinand dan Isabella tidak memberi sistem
hukum dan pajak yang tunggal atau mata uang bersama untuk Spanyol, kebijakan
mereka benar-benar memberi sumbangan yang menentukan bagi kesatuan dan kekuatan
Spanyol. Mereka mematahkan kekuatan para aristokrat yang beroperasi dari istana
berbenteng seperti para raja, yang melakukan perang-perang pribadi sesuka hati.
Ferdinand dan Isabella menyekutukan gereja Spanyol dengan negara dan pada tahun
1492, mereka mengusir kaum Muslim dari Granada, yang merupakanwilayah kekuasaan
Muslim terakhir di Spanyol. Pereang Salib melawan pasukan Muslim sesuai dengan
tujuan Gereja Spanyol yang militan. Dengan pasukan yang unggul, para aritokrat
besar yang sudah ditundukkan, kendari monarki atas gereja dan penyelidikan,
raja-raja Katolik memperluas kepentingan mereka dan merintis kebijakan luar
negeri imperialis, yang membuat Spanyol menjadi dominan di dunia baru.
Negara dan Gereja Spanyol menganiaya dan mengusir kaum
Muslim dan Yahudi yang selama berabad-abad telah memberi sumbangan yang penting
bagi kehidupan budaya dan ekonomi Spanyol. Pada tahun 1391, ribuan orang Yahudi
dibantai ketika sentimen-sentimen anti Yahudi, dihembuskan oleh para
pengkhotbah berubah menjadi kekerasan di kota-kota besar. Dibawah ancaman
kematian, banyak orang Yahudi yang pasrah di baptis. Pada tahun-tahun
berikutnya, serangan-serangan lain kepada orang Yahudi menyebabkan alih agama
yang lebih banyak lagi. Banyak dari orang-orang yang beralih (konverso) ini
atau disebut orang Kristen baru, masih mempraktekan agama yah mereka (Yahudi)
secara rahasia, dimana suatu situasi yang mengejutkan otoritas kependetaan dan
Ferdinand serta Isabella yang merupakan penganut Katolik yang taat.
Pada tahun 1492, dalam sebuah gerakan untuk memaksakan
keseragaman agama, raja mengusir kaum Yahudi dari Spanyol yang tidak mau
dibaptis. Sekitar 150.000 orang Yahudi diusir, termasuk orang-orang Kristen
baru yang memilih tinggal bersama rakyat mereka. Ribuan orang Yahudi yang
pindah agama dan orang-orang yang beralih yang tetap tinggal di Spanyol
dipantau oleh inquisisi, pengadilan gereja yang dibentuk untuk menangani
orang-orang yang sudah beralih agama namun tidak taat dan masih kembali
melaksanakan kebiasaan-kebiasaan lama. Mereka mati dibakar sebagai hukuman
karena masih mempraktekan agama Yahudi di upacara-upacara publik. Kaum Muslim
juga menanggung derita peralihan agama yang dipaksakan, penyelidikan,
penyiksaan, dan hukuman mati yang dilakukan oleh inquisisi. Akhirnya pada tahun
1609-1614, kaum Muslim dan Yahudi terusir dari Spanyol.
2.
Inggris
Latar belakang pendirian kerajaan nasional di Inggris
adalah akibat dari penyerbuan bangsa Norman yaitu orang-orang Utara yang
pertama menyerbu tiba-tiba dan kemudian menetap di Perancis. Pada penyerbuan
tahun 1066, bangsa Norman berhasil menaklukkan Inggris Anglo-Saxon. Karena
terdesak itulah Wiliam Sang Penakluk, seorang pangeran dari Normandia, bertekad
untuk membangun kembali kerajaan baru. Sesuai dengan praktek feodal, maka
wilayah dibagi menjadi beberapa bagian. Dari kalangan bangsawan Norman yang
bersumpah setia kepada Wiliam untuk memberikan bantuan militer.
Untuk memperkuat kendali kerajaan, Wiliam mempertahankan beberapa
praktik administratif Anglo-Saxon. Tanah
tetap dibagi kedalam shires (kabupaten-kabupaten)
yang diperintah oleh sheriffs (agen-agen
kerajaan). Struktur ini memberi kendali kepada raja atas pemerintahan lokal.
Untuk menentukan berapa banyak uang yang dapat dimintanya, William memerintahkan
sensus yang luas untuk dilakukan terhadap orang dan harta benda disetiap desa.
Data sensus ini dianggap lebih baik daripada pada zaman monarkhi sebelumnya. Dari
terbentuknya kerajaan tersebut, pada abad keenam belas saat pemerintahan Tudor,
Inggris baru mengalami pemerintahan terpusat.
3.
Perancis
Terbentuknya kerajaan Nasional di Perancis dilatar
belakangi oleh meluasnya kekuasaan Inggris diwilayah Perancis. Pada abad ke-13,
kekuasaan monarkhi Perancis terus tumbuh hingga menyimpang dari contoh feodal sebelumnya
yang dibuat oleh Louis IX, dengan mengeluarkan peraturan-peraturan untuk
seluruh wilayah kerajaannya tanpa meminta persetujuan para kerajaan vasalnya.
Cara yang efektif secara khusus untuk meningkatkan kekuasaan monarkhi Perancis
adalah dengan memperluas peradilan kerajaan, dimana banyak perkara yang sebelumnya
diadili dipengadilan-pengadialn tuan dipindahkan ke pengadilan raja.
Pada permulaan abad ke-14, Phillip IV terlibat
pertarungan dengan kepausan. Phillip berusaha untuk memperlihatkan bahwa dia
mendapatkan dukungan dari rakyatnya untuk mengumpulkan dana dari tahta. Pada
akhir abad pertengahan, raja-raja Perancis telah berhasil menciptakan suatu
negara yang bersatu. Tetapi kesetiaan regional dan lokal tetap kuat dan
bertahan selama beberapa abad.
B.
Perkembangan Kerajaan Nasional di Eropa
1.
Spanyol
Perkembangan kerajaan nasional di spanyol mencapai puncak
kejayaannya sampai pengaruhnya kenegara-negara lain pada pemerintahan Phillip
II tahun 1556 – 1598.selain sebagai pembela yang gigih terhadap agama katholik
roma, Phillip juga melakukan kolonisasi dan penaklukan-penaklukan daerah di
benua Amerika. Bagi para bangsawan, tentara, dan spekulan, benua aamerika
merupakan tanah harapan untuk dapat memperoleh kekayaan.
Meskipun kerajaan yang dipimpin Phillip II cukup bijaksana,
ia sedang menghadapi masalah kebangkrutan dan bidah. Semangat katholikisme
mengatur perilaku pribadi Phillip dan memompa kebijakan luar negerinya. Pada
tahun 1560, Phillip mengirimkan pasukan
darat ke Nederland yang dimaksudkan untuk melakukan perlawanan terhadap
otoritas Spanyol yang diilhami agama Protestan. Pemberontakan Nederland ini
terjadi sampai tahun 1609 dan hasilnya Spanyol kehilangan jantung industrinya.
Usaha Phillip II untuk membawa bencana penyerbuan Inggris,
juga lahir dari semanggat religius, phillip memandang serangan ke negeri Inggris,
adalah sebagai perang salib suci melawan kaum bidah. Berlayar dari Lisbon pada
Mei 1588, Armada Spanyol membawa 22.000 pelaut dan serdadu mengalami kekalahan,
lebih dari setengah kapal-kapal Spanyol dirusak bahkan dihancurkan.
Kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan, juga dialami Spanyol
pada masa kekuasaan Phillip II, terbukti dari banyaknya ilmuwan yang lahir pada
abad ini. Contohnya: Francis Bacon dengan ilmu filsafatnya dan Crener Mercator
dengan ilmu buminya.
2.
Inggris
Masa kekuasaan kerajaan Nasional di Inggris terjadi pada
pemerintahan Tudor, dimulai dari pada masa pemerintahan Henry VIII pada tahun
1509 dimana dia berhasil menjadi kepala gereja di Inggris. Reformasi Protestan
di Inggris adalah Revolusi dalam kerajaan, gereja, dan pemerintahan. Reformasi
ini menyerang dan mengalahkan rintangan utama bagi otoritas monarkhi atau
kekuasaan Paus. Tidak ada perubahan dalam praktek religius yang dapat
dilembagakan oleh monarkhi. Reformasi memberi partisipasi parlemen peran besar
dan penting yang pernah dimilikinya dimasa lampau.
Kematian Henry VIII menyebabkan birokrasi dan
pemerintahan Tudor yang terpusat menghadapi ketegangan pada puncaknya, tapi
mereka mampu bertahan. Henry VIII digantikan sebentar oleh putri pertamanya,
Mary (1553-1558), yang mencoba mengembalikan Inggris kepada Katolikisme.
Kematian Mary, membuat kekuasaan kerajaan Inggris dibawah pemerintahan Putri
Henry VIII yang kedua yaitu Elisabeth I pada tahun 1558. Periode Elisabeth I
ini dicirikan oleh rasa identitas nasional yang meningkat. Reformasi inggris
menyuburkan perasaan itu, seiring dengan meningkatnya kekhawatiran penyerbuan
asing oleh Spanyol. Pada tahun 1588, Armada Spanyol berhasil dikalahkan dan
pada abad ketujuh belas pemerintahan Elisabeth I lebih memuncak daripada
ayahnya, Henry VIII.
3.
Perancis
Di Perancis pemerintahan terpusat atau Kerajaan Nasional
dirintis oleh Henry IV atau lebih dikenal dengan nama Henry Bourbon, raja yang
menurunkan raja-raja berkuasa absolut. Henry IV dibantu oleh Sully, seorang
menteri keuangan, melakukan pembangunan negara dimana sistem pajak, jalan-jalan,
dan jembatan diperbaharui, serta lalu lintas perairan. Pertanian sangat
diperhatikan dengan tujuan agar dapat menjadi sumber kemakmuran negara. Dengan
bantuan seorang kontrolir jendral, raja Henry IV memajukan industri dan
perdagangan dengan cara mendirikan pabrik-pabrik kina, sutra, permadani dan
membantu pemilik-pemiliknya dengan cara memberi pinjaman. Dibawah pemerintahan
Henry IV ini, Perancis mulai mendirikan koloni di Quebec tahun 1608.
Sukses yang dicapai dalam bidang ekonomi dan perdagangan
juga sama seperti sukses yang diperoleh dalam bidang politik. Dalam waktu
singkat Henry IV berhasil mencapai pemerintahan terpusat dimana Raja menduduki
tempat teratas diseluruh negeri. Raja memerintah sebagai seseorang despot yang
di sertai perbuatan penuh kebajikan. Sebagai seorang despot Raja jarang sekali
mengundang seorang General Estate (Parlemen)
untuk bersidang. Dia hanya membutuhkan Assembly
of Notables apabila dia butuh bantuan atau nasehat.
Dalam usaha memperkuat kekuasaannya di Perancis, Henry IV
dibantu oleh popularitas namanya. Ia adalah Raja yang belajar mengenal
rakyatnya dari kalangan bawah hingga bangsawan. Penduduk yang sudah jemu akan
keadaan yang tidak teratur akibat pertikaian agama dan peperangan menganggap
Henry IV sebagai pembawa kedamaian dan ketenangan.
C.
Kemunduran Kerajaan Nasional di Eropa
1.
Spanyol
Kemunduran kerajaan Nasional di Spanyol disebabkan akibat
dari kekalahan Armada perangnya saat melawan Inggris hingga menyebabkan
kelemahan pada sektor ekonomi dan sosial Spanyol. Pada tahun 1596, Phillip II
mengalami kerugian besar akibat biaya perang-perang yang dialaminya di luar
negeri. Kerugiannya kembali dialami pada abad ketujuh belas dimana ekonomi pertanian
disetiap jantung bangsa modern awal mengalami hambatan.
Kemunduran kerajaan Nasional Spanyol nyatanya masih belum
terlihat pada “Perang Tiga Puluh Tahun” tahun 1618-1648 yang dihadapi Spanyol.
Keluarga Hapsburg menggabungkan kekuatan dengan keluarga Austria untuk melawan
Swedia, Jerman dan Belanda. Agresi Spanyol tidak menghasilkan kemenangan dan
dengan Perdamaian Westphalia (tahun 1648), Spanyol secara resmi mengakui
kemerdekaan Belanda dan memutuskan ikatan diplomatiknya dengan keluarga
Austria.
2. Inggris
Di negara Inggris kematian Elisabeth I membawa perubahan
besar pada sistem pemerintahan negara tersebut. Penganti Elisabeth I yaitu,
berasal dari keluarga Stuart membawa
perubahan. Kekuatan yang mengancam otoritas yang sudah mapan ditangani oleh
Elisabeth I, menjadi tidak efektif kala dua orang Raja dari keluarga Stuart
memimpin pemerintahan, James I (1603-1625) dan Charles I (1625-1649).
Kedua raja ini percaya pada absolutisme kerajaan, dimana
seluruh keputusan ada ditangan raja. Pada masa pemerintahan James I, James I
pernah membuat Parlemen marah karena membuat kebijakan luar negeri tanpa
berkonsultasi terlebih dahulu. Sedang pada masa pemerintahan Charles I, konflik
yang terjadi dengan Parlemen berhubungan dengan pengaturan pajak dan agama.
Dari perubahan tersebut, maka terbentuknya monarki absolut di Inggris.
3.
Perancis
Kemunduran kerajaan Nasional Perancis diawali dengan
kematian Henry IV dan naik tahtalah Louis XIII. Dibawah kekuasaan Louis XIII
yang masih dibawah umur, maka pemerintahannya didampingi oleh sang ibu yaitu,
Maria de Medisi. Menginjak dewasa, Louis XIII lebih menyukai hobi musik dan
berburunya dari pada mengatasi masalah pemerintahan. Karena sikapnya yang
demikianlah, muncul masalah krisis ekonomi di Perancis, ditambah sang ibu,
Maria de Medisi yang tidak dapat bekerja sama dengan Sully, menteri keuangan
pada masa Henry IV.
Hal tersebut
memancing para rakyat Perancis yang hidup tertindas membenci golongan pendeta,
bangsawan, dan penduduk kota yang dianggap tidak lagi berpihak pada mereka. Dari
situlah kemunduran kerajaan nasional di Perancis yang berubah haluan menjadi
pemerintahan monarki absolut.
SUMBER BACAAN:
Hadi Sundoro,
Muhamad. 2007. Dari Renaisans sampai Imperrialisme
Modern. Jember: Universitas Jember Press.
Perry Marvin.
2012. Peradaban Barat dari Zaman Kuno
Sampai Zaman Pencerahan. Bantul: Kreasi Wacana.
No comments:
Post a Comment