SEMOGA DAPAT MEMBANTU ANDA DAN JANGAN LUPA TINGGALKAN KOMENTAR... SEMOGA DAPAT MEMBANTU ANDA DAN JANGAN LUPA TINGGALKAN KOMENTAR... SEMOGA DAPAT MEMBANTU ANDA DAN JANGAN LUPA TINGGALKAN KOMENTAR...

Kerajaan Nasional di Eropa abad XVI

 on Tuesday 21 October 2014  

A.      Latar Belakang berdirinya Kerajaan Nasional di Eropa

            Sejak memasuki abad ke-16, di Eropa mulai muncul kerajaan-kerajaan dengan pemerintahan pusat yang semakin lama semakin kuat kedudukannya di Eropa. Pada awal munculnya, bentuk pemerintahan kerajaan pertama kali muncul di negara Spanyol, lalu berkembang di negara-negar Eropa lainnya.
            Pembentukan kerajaan nasional di negara-negara Eropa memiliki latar belakang yang hampir sama yaitu perasaan senasib dan sepenanggungan yang dirasakan negara-negara tersebut. Berikut akan dijelaskan latar belakang munculnya kerajaan nasional di negara-negara Eropa:
1.      Spanyol
Menculnya kerajaan nasional di Spanyol adalah akibat dari dikuasainya sebagian besar wilayah Spanyol oleh kaum Muslim yang saat itu sangat berkuasa. Dari alasan tersebut, maka dilakukan pernikahan politik antara Ferdinand dari kerajaan Arragon (Spanyol) dengan Isabella dari kerajaan Castilis pada tahun 1146.
Meskipun Ferdinand dan Isabella tidak memberi sistem hukum dan pajak yang tunggal atau mata uang bersama untuk Spanyol, kebijakan mereka benar-benar memberi sumbangan yang menentukan bagi kesatuan dan kekuatan Spanyol. Mereka mematahkan kekuatan para aristokrat yang beroperasi dari istana berbenteng seperti para raja, yang melakukan perang-perang pribadi sesuka hati. Ferdinand dan Isabella menyekutukan gereja Spanyol dengan negara dan pada tahun 1492, mereka mengusir kaum Muslim dari Granada, yang merupakanwilayah kekuasaan Muslim terakhir di Spanyol. Pereang Salib melawan pasukan Muslim sesuai dengan tujuan Gereja Spanyol yang militan. Dengan pasukan yang unggul, para aritokrat besar yang sudah ditundukkan, kendari monarki atas gereja dan penyelidikan, raja-raja Katolik memperluas kepentingan mereka dan merintis kebijakan luar negeri imperialis, yang membuat Spanyol menjadi dominan di dunia baru.
Negara dan Gereja Spanyol menganiaya dan mengusir kaum Muslim dan Yahudi yang selama berabad-abad telah memberi sumbangan yang penting bagi kehidupan budaya dan ekonomi Spanyol. Pada tahun 1391, ribuan orang Yahudi dibantai ketika sentimen-sentimen anti Yahudi, dihembuskan oleh para pengkhotbah berubah menjadi kekerasan di kota-kota besar. Dibawah ancaman kematian, banyak orang Yahudi yang pasrah di baptis. Pada tahun-tahun berikutnya, serangan-serangan lain kepada orang Yahudi menyebabkan alih agama yang lebih banyak lagi. Banyak dari orang-orang yang beralih (konverso) ini atau disebut orang Kristen baru, masih mempraktekan agama yah mereka (Yahudi) secara rahasia, dimana suatu situasi yang mengejutkan otoritas kependetaan dan Ferdinand serta Isabella yang merupakan penganut Katolik  yang taat.
Pada tahun 1492, dalam sebuah gerakan untuk memaksakan keseragaman agama, raja mengusir kaum Yahudi dari Spanyol yang tidak mau dibaptis. Sekitar 150.000 orang Yahudi diusir, termasuk orang-orang Kristen baru yang memilih tinggal bersama rakyat mereka. Ribuan orang Yahudi yang pindah agama dan orang-orang yang beralih yang tetap tinggal di Spanyol dipantau oleh inquisisi, pengadilan gereja yang dibentuk untuk menangani orang-orang yang sudah beralih agama namun tidak taat dan masih kembali melaksanakan kebiasaan-kebiasaan lama. Mereka mati dibakar sebagai hukuman karena masih mempraktekan agama Yahudi di upacara-upacara publik. Kaum Muslim juga menanggung derita peralihan agama yang dipaksakan, penyelidikan, penyiksaan, dan hukuman mati yang dilakukan oleh inquisisi. Akhirnya pada tahun 1609-1614, kaum Muslim dan Yahudi terusir dari Spanyol.
2.      Inggris
Latar belakang pendirian kerajaan nasional di Inggris adalah akibat dari penyerbuan bangsa Norman yaitu orang-orang Utara yang pertama menyerbu tiba-tiba dan kemudian menetap di Perancis. Pada penyerbuan tahun 1066, bangsa Norman berhasil menaklukkan Inggris Anglo-Saxon. Karena terdesak itulah Wiliam Sang Penakluk, seorang pangeran dari Normandia, bertekad untuk membangun kembali kerajaan baru. Sesuai dengan praktek feodal, maka wilayah dibagi menjadi beberapa bagian. Dari kalangan bangsawan Norman yang bersumpah setia kepada Wiliam untuk memberikan bantuan militer.
Untuk memperkuat kendali kerajaan, Wiliam mempertahankan beberapa praktik administratif Anglo-Saxon.  Tanah tetap dibagi kedalam shires (kabupaten-kabupaten) yang diperintah oleh sheriffs (agen-agen kerajaan). Struktur ini memberi kendali kepada raja atas pemerintahan lokal. Untuk menentukan berapa banyak uang yang dapat dimintanya, William memerintahkan sensus yang luas untuk dilakukan terhadap orang dan harta benda disetiap desa. Data sensus ini dianggap lebih baik daripada pada zaman monarkhi sebelumnya. Dari terbentuknya kerajaan tersebut, pada abad keenam belas saat pemerintahan Tudor, Inggris baru mengalami pemerintahan terpusat.
3.      Perancis
Terbentuknya kerajaan Nasional di Perancis dilatar belakangi oleh meluasnya kekuasaan Inggris diwilayah Perancis. Pada abad ke-13, kekuasaan monarkhi Perancis terus tumbuh hingga menyimpang dari contoh feodal sebelumnya yang dibuat oleh Louis IX, dengan mengeluarkan peraturan-peraturan untuk seluruh wilayah kerajaannya tanpa meminta persetujuan para kerajaan vasalnya. Cara yang efektif secara khusus untuk meningkatkan kekuasaan monarkhi Perancis adalah dengan memperluas peradilan kerajaan, dimana banyak perkara yang sebelumnya diadili dipengadilan-pengadialn tuan dipindahkan ke pengadilan raja.
Pada permulaan abad ke-14, Phillip IV terlibat pertarungan dengan kepausan. Phillip berusaha untuk memperlihatkan bahwa dia mendapatkan dukungan dari rakyatnya untuk mengumpulkan dana dari tahta. Pada akhir abad pertengahan, raja-raja Perancis telah berhasil menciptakan suatu negara yang bersatu. Tetapi kesetiaan regional dan lokal tetap kuat dan bertahan selama beberapa abad.

B.      Perkembangan Kerajaan Nasional di Eropa

1.      Spanyol
Perkembangan kerajaan nasional di spanyol mencapai puncak kejayaannya sampai pengaruhnya kenegara-negara lain pada pemerintahan Phillip II tahun 1556 – 1598.selain sebagai pembela yang gigih terhadap agama katholik roma, Phillip juga melakukan kolonisasi dan penaklukan-penaklukan daerah di benua Amerika. Bagi para bangsawan, tentara, dan spekulan, benua aamerika merupakan tanah harapan untuk dapat memperoleh kekayaan.
Meskipun kerajaan yang dipimpin Phillip II cukup bijaksana, ia sedang menghadapi masalah kebangkrutan dan bidah. Semangat katholikisme mengatur perilaku pribadi Phillip dan memompa kebijakan luar negerinya. Pada tahun 1560,  Phillip mengirimkan pasukan darat ke Nederland yang dimaksudkan untuk melakukan perlawanan terhadap otoritas Spanyol yang diilhami agama Protestan. Pemberontakan Nederland ini terjadi sampai tahun 1609 dan hasilnya Spanyol kehilangan jantung industrinya.
Usaha Phillip II untuk membawa bencana penyerbuan Inggris, juga lahir dari semanggat religius, phillip memandang serangan ke negeri Inggris, adalah sebagai perang salib suci melawan kaum bidah. Berlayar dari Lisbon pada Mei 1588, Armada Spanyol membawa 22.000 pelaut dan serdadu mengalami kekalahan, lebih dari setengah kapal-kapal Spanyol dirusak bahkan dihancurkan.
Kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan, juga dialami Spanyol pada masa kekuasaan Phillip II, terbukti dari banyaknya ilmuwan yang lahir pada abad ini. Contohnya: Francis Bacon dengan ilmu filsafatnya dan Crener Mercator dengan ilmu buminya.
2.      Inggris
Masa kekuasaan kerajaan Nasional di Inggris terjadi pada pemerintahan Tudor, dimulai dari pada masa pemerintahan Henry VIII pada tahun 1509 dimana dia berhasil menjadi kepala gereja di Inggris. Reformasi Protestan di Inggris adalah Revolusi dalam kerajaan, gereja, dan pemerintahan. Reformasi ini menyerang dan mengalahkan rintangan utama bagi otoritas monarkhi atau kekuasaan Paus. Tidak ada perubahan dalam praktek religius yang dapat dilembagakan oleh monarkhi. Reformasi memberi partisipasi parlemen peran besar dan penting yang pernah dimilikinya dimasa lampau.
Kematian Henry VIII menyebabkan birokrasi dan pemerintahan Tudor yang terpusat menghadapi ketegangan pada puncaknya, tapi mereka mampu bertahan. Henry VIII digantikan sebentar oleh putri pertamanya, Mary (1553-1558), yang mencoba mengembalikan Inggris kepada Katolikisme. Kematian Mary, membuat kekuasaan kerajaan Inggris dibawah pemerintahan Putri Henry VIII yang kedua yaitu Elisabeth I pada tahun 1558. Periode Elisabeth I ini dicirikan oleh rasa identitas nasional yang meningkat. Reformasi inggris menyuburkan perasaan itu, seiring dengan meningkatnya kekhawatiran penyerbuan asing oleh Spanyol. Pada tahun 1588, Armada Spanyol berhasil dikalahkan dan pada abad ketujuh belas pemerintahan Elisabeth I lebih memuncak daripada ayahnya, Henry VIII.
3.        Perancis
Di Perancis pemerintahan terpusat atau Kerajaan Nasional dirintis oleh Henry IV atau lebih dikenal dengan nama Henry Bourbon, raja yang menurunkan raja-raja berkuasa absolut. Henry IV dibantu oleh Sully, seorang menteri keuangan, melakukan pembangunan negara dimana sistem pajak, jalan-jalan, dan jembatan diperbaharui, serta lalu lintas perairan. Pertanian sangat diperhatikan dengan tujuan agar dapat menjadi sumber kemakmuran negara. Dengan bantuan seorang kontrolir jendral, raja Henry IV memajukan industri dan perdagangan dengan cara mendirikan pabrik-pabrik kina, sutra, permadani dan membantu pemilik-pemiliknya dengan cara memberi pinjaman. Dibawah pemerintahan Henry IV ini, Perancis mulai mendirikan koloni di Quebec tahun 1608.
Sukses yang dicapai dalam bidang ekonomi dan perdagangan juga sama seperti sukses yang diperoleh dalam bidang politik. Dalam waktu singkat Henry IV berhasil mencapai pemerintahan terpusat dimana Raja menduduki tempat teratas diseluruh negeri. Raja memerintah sebagai seseorang despot yang di sertai perbuatan penuh kebajikan. Sebagai seorang despot Raja jarang sekali mengundang seorang General Estate (Parlemen) untuk bersidang. Dia hanya membutuhkan Assembly of Notables apabila dia butuh bantuan atau nasehat.
Dalam usaha memperkuat kekuasaannya di Perancis, Henry IV dibantu oleh popularitas namanya. Ia adalah Raja yang belajar mengenal rakyatnya dari kalangan bawah hingga bangsawan. Penduduk yang sudah jemu akan keadaan yang tidak teratur akibat pertikaian agama dan peperangan menganggap Henry IV sebagai pembawa kedamaian dan ketenangan.

C.      Kemunduran Kerajaan Nasional di Eropa

1.      Spanyol
Kemunduran kerajaan Nasional di Spanyol disebabkan akibat dari kekalahan Armada perangnya saat melawan Inggris hingga menyebabkan kelemahan pada sektor ekonomi dan sosial Spanyol. Pada tahun 1596, Phillip II mengalami kerugian besar akibat biaya perang-perang yang dialaminya di luar negeri. Kerugiannya kembali dialami pada abad ketujuh belas dimana ekonomi pertanian disetiap jantung bangsa modern awal mengalami hambatan.
Kemunduran kerajaan Nasional Spanyol nyatanya masih belum terlihat pada “Perang Tiga Puluh Tahun” tahun 1618-1648 yang dihadapi Spanyol. Keluarga Hapsburg menggabungkan kekuatan dengan keluarga Austria untuk melawan Swedia, Jerman dan Belanda. Agresi Spanyol tidak menghasilkan kemenangan dan dengan Perdamaian Westphalia (tahun 1648), Spanyol secara resmi mengakui kemerdekaan Belanda dan memutuskan ikatan diplomatiknya dengan keluarga Austria.
2.  Inggris
Di negara Inggris kematian Elisabeth I membawa perubahan besar pada sistem pemerintahan negara tersebut. Penganti Elisabeth I yaitu, berasal dari  keluarga Stuart membawa perubahan. Kekuatan yang mengancam otoritas yang sudah mapan ditangani oleh Elisabeth I, menjadi tidak efektif kala dua orang Raja dari keluarga Stuart memimpin pemerintahan, James I (1603-1625) dan Charles I (1625-1649).
Kedua raja ini percaya pada absolutisme kerajaan, dimana seluruh keputusan ada ditangan raja. Pada masa pemerintahan James I, James I pernah membuat Parlemen marah karena membuat kebijakan luar negeri tanpa berkonsultasi terlebih dahulu. Sedang pada masa pemerintahan Charles I, konflik yang terjadi dengan Parlemen berhubungan dengan pengaturan pajak dan agama. Dari perubahan tersebut, maka terbentuknya monarki absolut di Inggris.
3.      Perancis
Kemunduran kerajaan Nasional Perancis diawali dengan kematian Henry IV dan naik tahtalah Louis XIII. Dibawah kekuasaan Louis XIII yang masih dibawah umur, maka pemerintahannya didampingi oleh sang ibu yaitu, Maria de Medisi. Menginjak dewasa, Louis XIII lebih menyukai hobi musik dan berburunya dari pada mengatasi masalah pemerintahan. Karena sikapnya yang demikianlah, muncul masalah krisis ekonomi di Perancis, ditambah sang ibu, Maria de Medisi yang tidak dapat bekerja sama dengan Sully, menteri keuangan pada masa Henry IV.

 Hal tersebut memancing para rakyat Perancis yang hidup tertindas membenci golongan pendeta, bangsawan, dan penduduk kota yang dianggap tidak lagi berpihak pada mereka. Dari situlah kemunduran kerajaan nasional di Perancis yang berubah haluan menjadi pemerintahan monarki absolut. 

SUMBER BACAAN:

Hadi Sundoro, Muhamad. 2007. Dari Renaisans sampai Imperrialisme Modern. Jember: Universitas Jember Press.
Perry Marvin. 2012. Peradaban Barat dari Zaman Kuno Sampai Zaman Pencerahan. Bantul: Kreasi Wacana.

Kerajaan Nasional di Eropa abad XVI 4.5 5 Unknown Tuesday 21 October 2014 A.       Latar Belakang berdirinya Kerajaan Nasional di Eropa             Sejak memasuki abad ke-16, di Eropa mulai muncul kerajaan-keraj...


No comments:

Post a Comment


J-Theme