SEMOGA DAPAT MEMBANTU ANDA DAN JANGAN LUPA TINGGALKAN KOMENTAR... SEMOGA DAPAT MEMBANTU ANDA DAN JANGAN LUPA TINGGALKAN KOMENTAR... SEMOGA DAPAT MEMBANTU ANDA DAN JANGAN LUPA TINGGALKAN KOMENTAR...

Pandangan dan Pemikiran Filsafat Sejarah Spekulatif

 on Friday 3 October 2014  

ALAM PIKIRAN YUNANI


Zaman Kuno atau Alam Pikiran Yunani adalah sebuah masa di mana pemikiran filsafat pada zaman ini disebut kosmosentris para filosof pada masa ini mempertanyakan asal-usul alam semesta dan jagat raya.
A.      Pemikiran filsafat pada Zaman Kuno
Ciri yang menonjol dari filsafat Yunani Kuno di awal kelahirannya adalah ditujukannya perhatian terutama pada pengamatan gejala kosmik dan fisik sebagai ikhtiar guna menemukan sesuatu asas mula (arche) yang merupakan unsur awal terjadinya segala gejala. Thales (640-550 SM) menyimpulkan bahwa air merupakan  arche (asas mula) dari segala sesuatu, pendapatnya ini didukung oleh  kenyataan bahwa air meresapi seluruh  benda-benda dijagat raya ini. Anaximander (611-545 SM) meyakinibahwa asas mula dari segala sesuatu adalah apeiron yaitu segala sesuatu yang tidak terbatas. Anaximenes (588-524 SM) mengatakan bahwa asas mula segala sesuatu itu adalah udara, keyakinannya ini didukung oleh keyataan bahwa udara merupakan unsur vital kehidupan.
Filsafat Yunani yang telah berhasil mematahkan berbagai mitos tentang kejadian dan asal usul alam semesta, dan itu berarti dimulainya tahap rasionalisasi pemikiran manusia tentang alam semesta. Filosof yang mengembangkan filsafat pada zaman Yunani yang begitu ramai  dipersoalkan sepanjang sejarah  filsafat adalah Socrates. Socrates (470-399 SM) tidak meemberikan  suatu ajaran yang sistematis, ia langsung menerapakan metode filsafat langsung dalam kehidupan sehari-hari. Metode berfilsafat yang diuraikannya disebut “dialektika” yang berarti bercakap-cakap,disebut demikian karena dialog atau wawancara mempunyai peranan hakiki dalam filsafat Socrates. Socrates sendiri menyebut metodenya itu “seni kebidanan”, artinya fungsi filosof hanya membidani lahirnya pengetahuan. Socrates sendiri tidak menyampaikan pengetahuan, tetapi dengan pertanyaan-pertanyaannya ia membidani pengetahuan yang terdapat dalam  jiwa orang lain. Dan dengan pertanyaan lebih lanjut ia menguji nilai pikiran-pikiran yang sudah dilahirkan.
Plato (428-348 SM) adalah murid Socrates dikenal sebagai filosof dualism, artinya ia mengakui adanya dua kenyataan yang  terpisah dan berdiri sendiri, yaitu dunia ide dan dunia bayangan (indrawi). Dunia ide adalah dunia yang tetap dan abadi, didalamnya tidak ada perubahan, sedangkan dunia bayangan (indrawi) adalah dunia yang berubah, yang mencakup benda-benda jasmani yang disajikan kepada indra. Bertitik tolak dari pandangannya ini, Plato mengajarkan adanya dua bentuk pengenalan. Di satu pihak ada pengenalan ide-ide yang merupakan  pengenalan dalam arti yang sebenarnya. Pengenalan ini mempunyai sifat-sifat yang sama seperti objek-objek yang menjadi  arah pengenalan yang sifatnya teguh, jelas, dan tidak berubah. Di pihak lain ada pengenalan tentang benda-benda jasmani. Pengenalan ini mempunyai sifat-sifat tidak tetap, selau berubah.
Pemikiran filsafat Yunani mencapai puncaknya pada murid Plato yang bernama Aristoteles. Ia mengatakan bahwa tugas utama ilmu pengetahuan ialah mencari penyebab-penyebab objek diselidiki. Kekurangan utama para  filosof sebelumnya yang sudah menyelidiki alam adalah bahwa mereka tidak memeriksa semua penyebab. Aristoteles berpendapat bahwa tiap-tiap kejadian mempunyai empat sebab yang semuanya harus disebut, bila manusia hendak memahami proses kejadian segala sesuatu. Keempat penyebab itu menurut Aristoteles adalah:
a)      Penyebab material (material cause): inilah bahan dari mana benda dibuat. Contoh kursi dibuat dari kayu.
b)      Penyebab formal (formal cause): inilah bentuk yang menyusun bahan. Contoh Desain meja ditambah pada kayu, sehingga kayu menjadi sebuah kursi.
c)      Penyebab efisien (efficient cause): inilah sumber kejadian, ini merupakan factor yang menjalankan kejadian. Contoh, tukang kayu yang membuat sebuah kursi.
d)     Penyebab final (final cause): ini.ah tujuan yan menjadi arah seluruh kejadian. Contoh, kursi dibuat supaya orang dapat duduk diatasnya.
B.       Bentuk Pola atau Irama Gerak Sejarah
Alam pikiran Yunani menjadi dasar alam pikiran Barat. Salah satu sendi penting adalah anggapan tentang manusia dan alam. Pada dasarnya, alam raya sama dengan alam kecil, yaitu manusia, makrokosmos sama dengan mikrokosmos. Kosmos menunjukkan bahwa alam itu teratur dan di alam itu, hukum alam berkuasa. Cosmos bukan chaos atau kekacauan. Hukum yang berlaku dalam makro dan mikrokosmos adalah hukum fatum. Fatum adalah kodrat atau nasib, alam raya dan alam manusia atau sesuatu yang sudah dipastikan oleh alam atau dikuasai oleh nasib (qodar). Perjalanan alam semesta sama halnya dengan kehidupan alam manusia yang ditentukan oleh nasib. Matahari terbit di sebelah timur, terbenam di sebelah barat, begitu bulan, bintang, manusia, dan sebagainya tidak dapat menyimpang dari jalan yang sudah ditentukan oleh nasib. Kalau terjadi penyimpangan akan terjadi kekacauan atau chaos. Gerak sejarah pada hukum fatum ini ialah bergerak secara siklus dan semua peristiwa atau melingkar. Setiap peristiwa  akan terjadi lagi, terulang lagi.
Arti hukum siklus adalah bahwa setiap kejadian atau peristiwa tertentu akan terulang (sikuls A, B dan C). Seperti matahari yang setiap pagi terbit, demikian pula setiap peristiwa akan terulang kembali. Oleh karena itu terdapat dalil bahwa di dunia tidak terdapat sesuatu (peristiwa) yang baru, segala sesuatu berulang menurut hukum siklus.
Hukum siklus di Indonesia disebut Cakra Manggilingan. Arti Cakra manggilingan adalah bahwa manusia tidak dapat melepaskan diri dari cakram itu, bahwa segala kejadian atau peristiwa berlangsung dengan pasti (Sutrasno,60-61). Cakram adalah lambang nasib (qadar) yang berputar terus serba abadi tanpa henti putusnya. Manusia terikat dengan cakram itu, hidup bergerak naik turun seirama dengan gerak irama cakram di jagat raya, sesuai dengan gerak cakram jagat kecil. Nasib (qadar) adalah kekuatan tunggal yang menentukan gerak sejarah, manusia hanya menjalani dan menjalankan qadarnya.
Zaman lampau telah terjadi menurut kodrat alam, terlaksana menurut qadar. Zaman yang akan datang akan terjadi seperti telah dikodratkan manusia tidak akan dapat mengubah qadar itu. Qadar, nasib atau fatum bagi alam fikiran Yunani merupakan kekuatan tunggal. Oleh karena itu kejadian atau peristiwa sejarah dari masa itu melukiskan kejadian atau peristiwa yang tergantung pada qadar. Sifat dari cerita gerak sejarah ialah realistis menurut kenyataannya yang terjadi.
C.      Motor yang Menjadi Sumber Gerak Sejarah
Pemikiran Filsafat sejarah spekulatif pada Zaman kuno atau Alam pikiran Yunani ini gerak sejarahnya bergerak secara melingkar atau gerak siklus. Setiap kejadian atau peristiwa akan terjadi lagi, terulang lagi.
Motor yang  menjadi sumber proses atau gerak sejarah pada Alam pikiran Yunani adalah nasib (qadar). Perjalanan alam semesta sama halnya dengan kehidupan alam manusia yang ditentukan oleh nasib. Matahari terbit di sebelah timur, terbenam di sebelah barat, begitu bulan, bintang, manusia, dan sebagainya tidak dapat menyimpang dari jalan yang sudah ditentukan oleh nasib. Kalau terjadi penyimpangan akan terjadi kekacauan atau chaos. Perjalanan ini semua ditentukan hukum alam. Semboyannya  “amor fati” artinya cintailah nasibmu. Manusia harus tunduk pada nasib.
D.      Arah dan Tujuan dari Gerak Sejarah
Gerak sejarah pada masa Alam pikiran Yunani ini adalah bergerak secara siklus atau melingkar yang berarti bahwa setiap kejadian atau peristiwa akan terulang lagi dan terjadi. Gerak sejarah yang berputar – putar, berulang – ulang, dan tidak ada sesuatu yang baru. Tiap – tiap kejadian, tiap – tiap peristiwa, tiap – tiap fakta tentu dan pasti akan terjadi lagi seperti yang sudah – sudah. Jadi gerak sejarah pada masa Alam pikiran Yunani ini Tidak Memiliki arah dan tujuan.


DAFTAR PUSTAKA:
Tamburaka, Rustam E. 1999. Pengantar Ilmu Sejarah Teori Filsafat Sejarah, Sejarah Filsafat dan IPTEK. Jakarta : Rineka Cipta.
Hasbullah, Moeflih dan Dedi Supriyadi. 2012. Filsafat Sejarah. Bandung: Pustaka Setia.
Ali, R. Moh. 2005. Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia. Bandung: PT LKiS Pelangi Aksara

Pandangan dan Pemikiran Filsafat Sejarah Spekulatif 4.5 5 Unknown Friday 3 October 2014 ALAM PIKIRAN YUNANI Zaman Kuno atau Alam Pikiran Yunani adalah sebuah masa di mana pemikiran filsafat pada zaman ini disebut kosmosen...


No comments:

Post a Comment


J-Theme