PERUBAHAN
SOSIAL
2.1 Definisi
Ø Kingsley
Davis(1960)
Mengartikan bahwa perubahan
sosial sebagai perubahan-perubahan
yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat. Misalnya timbulnya
pengorganisasian buruh dalam masyarakat kapitalis telah menyebabkan perubahan-perubahan
dalam hubungan antara buruh dengan majikan dan seterusnya menyebabkan perubahan-perubahan dalam organisasi
ekonomi dan politik.
Ø Farley 1990:626
Perubahan sosial adalah perubahan pola perilaku, hubungan sosial,
lembaga dan struktur sosial pada waktu tertentu.
Ø Maclver 1961
Perubahan-perubahan sosial dikatakannya sebagai
perubahan-perubahan dalam hubungan sosial (social relationship) atau sebagai
perubahan terhadap keseimbangan (equilibrium) hubungan sosial.
2.2
Hakekat
Perubahan
dirasakan oleh hampir semua manusia dalam masyarakat. Perubahan dalam
masyarakat tersebut wajar, mengingat manusia memiliki kebutuhan yang tidak
terbatas. Perubahan struktur dan fungsi sosialnya. Oleh karena itu, perubahan
sosial berhubungan erat dengan perubahan kebudayaan dan seringkali berakibat
pada perubahan budaya. Perubahan itu dapat terjadi dari berbagai aspek
kehidupan, seperti peralatan dan perlengkapan hidup, mata pencaharian, sistem
kemasyarakatan, bahasa, kesenian, sistem pengetahuan, serta religi atau
keyakinan.
2.3 Bentuk-bentuk
dari PerubahanSosial
1.
Perubahan Lambat dan Perubahan Cepat
Perubahan yang
membutuhkan waktu lama disebut Evolusi.
Pada evolusi perubahan terjadi dengan sendirinya tanpa rencana atau kehendak
tertentu. Perubahan tersebut terjadi karena usaha – usaha masyarakat untuk
menyesuaikan diri dengan keperluan – keperluan, keadaan – keadaan, yang timbul
sejalan dengan perubahan masyarakat. Berbagai macam teori tentang evolusi yaitu
:
a)
Unilinear
theories of evolution
Teori ini pada intinya
berpendapat bahwa manusia dan masyarakat(termasuk
kebudayaannya) mengalami perkembangan sesuai dengan tahap – tahap
tertentu,bermula dari bentuk yang sederhana, kemudian bentuk yang kompleks
sampai pada bentuk yang sempurna. Pelopor teori ini tersebut antara lain :
August Comte, Herbert Spencer, dan lain – lain.
b)
Universal
theory of evolution
Teori ini menyatakan
bahwa perkembangan masyarakat tidaklah perlu melalui tahap – tahap tertentu
yang tetap. Teori ini menyatakan bahwa kebudayaan manusia telah mengikuti suatu
garis evolusi tertentu
c)
Multilined
theories of evolution
Teori ini lebih menekankan
pada penelitian – penelitian terhadap tahap – tahap perkembangan tertentu dalam
evolusi masyarakat,misalnya, mengadakan penelitian perihal pengaruh perubahan
sistem pencaharian dari sistem berburu ke pertanian.
Sementara itu,
perubahan – perubahan sosial dan kebudayaan yang berlangsung cepat dan
menyangkut dasar – dasar pokok kehidupan masyarakat(lembaga-lembaga
kemasyarakatan) lazimnya dinamakan Revolusi.
Misalnya revolusi industri di Inggris, dimana perubahan – perubahan terjadi
dari tahap produksi tanpa mesin menuju ke tahap produksi menggunakan mesin.
Perubahan tersebut dianggap cepat karena mengubah sendi – sendi pokok kehidupan
masyarakat, seperti sistem kekeluargaan, hubungan antara buruh dengan majikan
dan seterusnya.
2.
Perubahan Kecil dan Perubahan Besar
Perubahan – perubahan
kecil merupakan perubahan – perubahan yang terjadi pada unsur – unsur struktur
sosial yang tidak membawa pengaruh langsung atau berarti bagi masyarakat.
Perubahan mode pakaian, misalnya, tak akan membawa pengaruh apa – apa bagi
masyarakat secara keseluruhan karena tidak mengakibatkan perubahan – perubahan
pada lembaga – lembaga kemasyarakatan. Sebaliknya, suatu proses industrialisasi
yang berlangsung pada
masyarakat agraris, misalnya, merupakan perubahan yang membawa pengaruh besar
pada masyarakat. Berbagai lembaga kemasyarakaan akan ikut terpengaruh misalnya
hubungan kerja, system milik tanah, hubungan kekeluargaan, stratifikasi
masyarakat, dan seterusnya. Kepadatan
penduduk di pulau Jawa, misalnya, telah melahirkan berbagai perubahan dengan
pengaruh yang besar.
3.
Perubahan yang dikehendaki
(Intended-Change)
atau Perubahan yang direncanakan (Planned-Change)
dan Perubahan yang tidak dikehendaki (Unintended-Change)
atau Perubahan yang tidak direncanakan (Unplanned-Change)
Perubahan yang
dikehendaki atau direncanakan merupakan perubahan yang di perkirakan atau yang
telah direncakan terlebih dahulu oleh pihak – pihak yang hendak mengadakan
perubahan di dalam masyarakat yang disebut agent
of change. Semua yang
mengendalikan perubahan serta pengawasan ini adalah agent of change. Contohnya Pemakaian KB, Perubahan kurikulum pendidikan.
Perubahan
yang tidak dikehendaki atau tidak direncanakan merupakan perubahan-perubahan
yang terjadi tanpa dikehendaki, berlangsung di luar jangakuan pengawasan masyarakat
dan dapat menyebabkan timbulnya akibat-akibat sosial yang tidak diharapkan masyarakat.
Pada umumnya sulit mengadakan ramalan tentang terjadinya perubahan-perubahan
yang tidak dikehendaki. Karena proses tersebut biasanya tidak hanya merupakan akibat
dari satu gejala sosial saja, tetapi dari berbagai gejala sosial sekaligus.
Contoh:
Kesempatan kerja yang sangat minim dan juga tidak memiliki skill untuk memperoleh
pekerjaan, membuat sebagian anggot amasyarakat nekat melakukan tindakan-tindakan
criminal, hanya untuk memenuhi kebutuhan kelangsungan hidup.
2.4
Faktor – Faktor Penyebab Perubahan Sosial
Terjadinya suatu
perubahan masyarakat, mungkin dikarenakan adanya sesuatu yang dianggap sudah
tidak lagi memuaskan. Mungkin saja perubahan terjadi karena adanya faktor baru
yang lebih memuaskan masyarakat sebagai pengganti faktor yang lama. Mungkin
juga masyarakat mengadakan perubahan karena terpaksa demi untuk menyesuaikan
suatu faktor dengan faktor – faktor lain yang sudah mengalami perubahan
terlebih dahulu.
Sebab – sebab yang
bersumber dalam masyarakat itu sendiri, antara lain sebagai berikut.
1.
Bertambah atau berkurangnya penduduk
Pertambahan penduduk
yang sangat cepat di Pulau Jawa menyebabkan terjadinya perubahan dalam struktur
masyarakat, terutama lembaga – lembaga kemasyarakatannya. Misalnya orang lantas
mengenal hak milik individual atas tanah, gadai tanah, dan sebagainya yang
sebelumnya tidak dikenal.
Berkurangnya
penduduk yang di akibatkan urbanisasi mengakibatkan kekosongan, misalnya dalam
bidang pembagian kerja dan stratifikasi sosial yang mempengaruhi lembaga –
lembaga kemasyarakatan.
2.
Penemuan – Penemuan Baru (Discovery)
Penemuan – penemuan
baru sebagai terjadinya perubahan – perubahan dapat dibedakan dalam pengertian discovery dan invention. Discovery adalah
penemuan unsur kebudayaan yang baru, baik berupa alat, ataupun berupa gagasan
yang diciptakan oleh seorang individu atau serangakaian ciptaan para individu.
Discovery
baru menjadi
invention kalau masyarakat sudah mengakui, menerima serta menerapkan
penemuan baru itu.
Faktor yang mendorong
masyarakat melakukan penemuan baru yaitu :
Ø Di dalam setiap masyarakat tentu ada
individu yang sadar akan adanya kekurangan dalam kebudayaan masyarakatnya.
Diantara orang – orang tersebut banyak yang menerima kekurangan – kekurangan
tersebut sebagai sesuatu hal yang harus diterima saja. Orang lain yang tidak
puas dengan keadaan, akan berusaha untuk menjadi pencipta – pencipta baru
tersebut.
Ø Keinginan akan kualitas juga merupakan
pendorong bagi terciptanya penemuan – penemuan baru. Keinginan untuk meneliti
kemungkinan – kemungkinan ciptaan baru.
Selain itu pemberian
hadiah atau tanda jasa atas jerih payahnya. Ini juga merupakan pendorong bagi
mereka untuk lebih giat lagi. Perlu diketahui bahwa penemuan baru dalam
kebudayaan rohanilah dapat pula menyebabkan terjadinya perubahan – perubahan.
3.
Pertentangan (conflict) Masyarakat
Pertentangan masyarakat
mungkin pula menjadi sebab terjadinya perubahan sosial dan kebudayaan.
Pertentangan – pertentangan mungkin terjadi antara individu dengan kelompok
atau perantara kelompok dengan kelompok.
Umumnya
masyarakat tradisional di Indonesia bersifat kolektif. Segala kegiatan didasarkan pada kepentingan masyarakat.
Kepentingan individu walaupun diakui, tetapi mempunyai fungsi sosial. Tidak jarang timbul pertentangan antara kepentingan
individu dengan kepentingan kelompoknya, yang dalam hal – hal tertentu dapat
menimbulkan perubahan – perubahan.
Contoh : Pertentangan
antar kelompok mungkin terjadi antara generasi tua dengan generasi muda,
pertentangan – pertentangan demikian itu kerap kali terjadi. Apalagi pada
masyarakat yang sedang berkembang dari tahap tradisional ke modern. Generasi
muda yang belum terbentuk kepribadiannya lebih mudah menerima unsur – unsur
kebudayaan asing (misalnya kebudayaan barat) yang dalam beberapa hal mempunyai
taraf yang lebih tinggi. Keadaan demikian menimbulkan perubahan – perubahan
tertentu dalam masyarakat. Misalnya pergaulan yang lebih besar antara wanita
dengan pria atau kedudukan mereka yang kian sederajat di dalam masyarakat, dan
lain – lain.
4. Terjadinya
Pemberontakan atau Revolusi
Tak dapat dipungkiri
lagi bahwa pemberontakan atau revolusi dapat menyebabkan terjadinya perubahan
sosial. Dan dampak perubahan tersebut tak hanya berdampak pada hal tertentu
saja, seperti hanya berdampak pada masyarakatnya. Tetapi juga bisa berdampak
pada lembaga kemasyarakatannya, kekuasaan dan wewenangnya, nilai – nilai
sosial, dan lain – lain.
Contohnya
seperti : Revolusi yang meletus pada Oktober 1917 di Rusia telah menyulut
terjadinya perubahan – perubahan besar negara Rusia yang mula – mula mempunyai
bentuk kerajaan absolut berubah menjadi diktator
proletariat yang dilandaskan pada doktrin marxis. Segenap lembaga
masyarakat, dari bentuk negara mengalami perubahan – perubahan yang mendasar.
Suatu perubahan sosial
dan kebudayaan dapat pula bersumber pada sebab – sebab yang berasaldari luar
masyarakat itu sendiri, antara lain sebagai berikut:
a)
Lingkungan alam fisik
Terjadinya bencana alam
yang dapat menyebabkan masyarakat terpaksa harus meninggalkan tempat
tinggalnya. Apabila masyarakat mendiami tempat yang baru, maka mereka harus
menyesuaikan diri dengn keadaan alam yang baru tersebut. Hal ini yang
memungkinkan terjadinya perubahan – perubahan pada masyarakat itu sendiri.
Contoh
:
Terjadinya
bencana alam tsunami di daerah masyarakat pesisir mengharuskan mereka berpindah
ke daerah pegunungan yang dimana mereka juga beralih profesi yang mula – mula
sebagai nelayan menjadi petani, hal ini dapat melahirkan perubahan – perubahan
dalam diri masyarakat tersebut, misalnya muncul lembaga pertanian dalam
masyarakat tersebut.
b) Peperangan
Peperangan dengan
negara lain dapat pula meyebabkan terjadinya perubahan – perubahan karena biasanya
negara yang menang akan memaksakan kebudayaannya kepada negara yang kalah.
Contoh:Perang
dingin antara Rusia dengan Amerika Serikat menyebabkan perubahan ideologi bagi
negara lain.
c)
Pengaruh kebudayaan masyarakat lain
Dalam masing – masing masyarakat pasti
mempengaruhi masyarakat
lainnya, tetapi juga menerima pengaruh dari masyarakat yang lain. Proses penerimaan
pengaruh kebudayaan asing di dalam antropologi budaya disebut akulturasi.
2.5
Faktor Yang Mempengaruhi Jalannya Proses Perubahan Sosial
1. Faktor yang Mendorong Perubahan Sosial
a) Kontak dengan kebudayaan lain
Salah satu
proses yang menyangkut hal ini adalah Difusi. Difusi adalah memasukkan sesuatu dari
kelompok lain. Dalam hal ini yang dimaksud adalah unsur-unsur kebudayaan asing
yang kemudian di masukkan kedalam kebudayaan penerima dengan tidak sengaja dan tanpa
paksaan.
Contoh : Musik
jazz berawal dari kalangan pemusik kulit hitam, kemudian menyebar ke kelompok –
kelompok lain yang ada dalam masyarakat. Beberapa saat setelah itu jenis music tersebut
menyebar ke masyarakat lain, dan dewasa ini telah menyebar ke berbagai pelosok dunia.
b) Sistem pendidikan formal yang maju
Pendidikan mengajarkan
aneka macam kemampuan kepada individu. Hal tersebut mampu mengajarkan kepada manusia
untuk dapat bepikir secara obyektif, yang akan memberikan kemampuan menilai apakah
kebudayaan masyarakatnya dapat memenuhi kebutuhan – kebutuhan zaman atau tidak.
c) Penduduk yang heterogen
Pada masyarakat
yang terdiri dari kelompok-kelompok sosial yang mempunyai latar belakang kebudayaan
ras ideologi yang berbeda, mudah terjadinya pertentangan-pertentangan yang
mengundang kegoncangan-kegoncangan.
Contoh : Seperti
perbedaan bahasa atau tata bicara dari ras Madura dan Jawa.
2. Faktor yang Menghalangi Perubahan Sosial
a) Kurangnya hubungan dengan masyarakat yang lain
Kehidupan terasing
menyebabkan sebuah masyarakat tidak mengetahui perkembangan – perkembangan apa
yang terjadi pada masyarakat lain yang mungkin akan dapat memperkaya kebudayaannya
sendiri.
Contoh : Seperti
masyarakat pedalaman di Papua yang belum tersentuh oleh kebudayaan luar sehingga
masih mengenakan peralatan seadanya dan memakai pakaian dari dedaunan.
b) Sikap masyarakat yang sangat tradisional
Suatu sikap
yang mengagung – agungkan tradisi dan masa lampau serta anggapan bahwa tadisi secara
mutlak tak dapat diubah menghambat jalannya proses perubahan.
c) Prasangka terhadap hal-hal baru atau asing atau sikap
yang tertutup
Sikap yang
demikian banyak dijumpai pada masyarakat – masyarakat yang pernah dijajah bangsa
– bangsa barat. Mereka sangat mencurigai sesuatu yang berasal dari barat karena
tidak pernah bisa melupakan pengalaman – pengalaman pahit selama penjajahan.
Contoh : Penyadapan
yang dilakukan oleh pihak Australia kepada pemerintahan Indonesia sehingga Indonesia
Kehilangan kepercayaan terhadap Australia dan kemudian segala macam bentuk hubungan
di batalkan.
DAFTAR PUSTAKA:
Horton, Paul B. dan Chester L.
Hunt. 1989. Sociology, Sixth Edition. Diterjemahkan
oleh Aminuddin Ram. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Rajawali Pers.
Soaedijo, R.G. 1985. Antropologi, Jilid II. Jakarta :
Erlangga.
No comments:
Post a Comment