A.
Berdirinya All Indian National Congress
(AINC)
Lahirnya
All Indian National Congress berawal dari gagasan untuk memperbaiki
nasib rakyat India dengan cara menghimpun kaum Intelektual dari kalangan bangsa
India sendiri. Kebetulan gagasan tersebut berasal dari seorang bernama Allan Oktavian Hume, seorang bekas
Pegawai ICS berkebangsaan Inggris asal Scotland yang tinggal di Simla (India). Terdapat tiga gagasan dalam benak
Hume mengenai tujuan untuk menghimpun potensi kaum intelektual India yaitu :
a.
Mempersatuakan semua golongan yang
ada pada rakyat.
b.
Pembaharuan dalam lapangan
pembaharuan.
c.
Memperbaiki hubungan bangsa Inggris
dengan rakyat India.
Gagasan ini dinyatakan didalam surat edaran yang dikirimnya
kepada kaum terpelajar India pada tahun 1883. Gagasannya ini disambut oleh kaum
terpelajar di India dengan perhatian yang besar persiapan-persiapan untuk
mengadakan rapat pembentukannya akan di langsungkan di Poona (di pantai barat
India) tetapi karena di kota tersebut timbul wabah penyakit, maka rapat di
laksanakan di Bombay yang diketuai oleh W.C.Bannerji.
Pada bulan Desember 1885 diadakan pertemuan atau kongres
yang pertama organisasi yang baru dibentuk itu di Bombay. Pada kesempatan
tersebut organisasi tersebut di ubah menjadi All Indian National Congress. Kongres Nasional
India
tersebut bergerak untuk mengadakan perlawanan terhadap pemerintah Inggris.
Rakyat India yang memiliki nasionalisme yang berpijak pada ajaran agama karena
mayoritas pemimpin AINC beragama Hindu, sehingga gerakan-gerakan
aksinyapun didasarkan pada ajaran agama Hindu, misalnya Mahatma Gandhi
menyandarkan non koperasinya itu pada “Ahimsa”, yang melarang segala sikap
penyerangan. Inilah salah satu faktor yang mengakibatkan India didahului
Indonesia, karena non koperasi India, menurut sukarno terlalu pasif, walaupun
sebenarnya rakyat India mampu merebut kemerdekaan dengan kekerasan. Tapi ini
semua terhalang oleh ajaran agama Hindu.
Pertemuan di Bombay itu tidak melahirkan keputusan-keputusan
yang bersifat radikal, seperti tuntutan kemerdekaan, umumnya masih terlontar
pernyataan-pernyataan loyal pada pemerintah Inggris yang dianggap telah
melindungi India terhadap ancaman dari luar. Tapi mereka memang masih
mengira-ngira mengenai dasar atau tujuan umum perjuangan organisai kongres,
namun demikian dalam kongres dihasilkan usulan-usulan sebagai berikut yang tertuju
pada pemerintah Inggris:
1.
Penghapusan Dewan Penasehat Mentri
Jajahan di London, karena dewan yang terdiri dari pensiunan pejabat itu sering
memberikan usulan-usulan yang Konservatif sehingga merugikan rakyat India.
2.
Mengadakan susunan baru dalam Dewan Pembantu
atau Penasehat Raja Muda (Supereme Concil). Anggaran belanja tingkat negara
maupun propinsi harus dibicarakan terlebih dahulu dengan para anggota dewan
pusat maupun propinsi, hendaknya para anggota legislative tersebut
memiliki hak interpelasi, yaitu mengajukan pertanyaan pada Raja Muda India.
Agar parlemen Inggris memiliki hak membatalkan putusan Raja Muda yang
berlawanan dengan anggota terbanyak dalam Dewan. Dianggap tidak perlunya
penambahan anggaran militer di India, mengingat mudahnya pendapatan negara
dan kemakmuran rakyat.
3. Mengkritik penaklukan Birma Hulu dan
maksud menjadikanya sebagai jajahan Inggris yang digabungkan dengan India.
Gambar : All Indian National
Congress
Kongres atau pertemuan ke dua
direncanakan pada 28 Desember 1886. Diantara 72 orang anggota
kongres hanya 2 orang yang dari golongan muslim. Anggota kongres berasal dari
golongan menengah seperti saudagar, pemilik pabrik, wartawan, pengacara, guru.
Sedangkan dari masyarakat bawah seperti kaum tani, dan golongan atas seperti
bangsawan dan tuan-tuan tanah besar tidak ambil bagian. Prinsip organisasi
tersebut adalah mencapai tujuan kerjasama dengan pemerintah Inggris (prinsip
kooperatif). Bahkan sejumlah tokohnya seperti Pandit Narayan Dhar dan
Surrendranath Banerji, menyatakan kesetiaan mereka pada pemerintah Inggris dan
menegaskan bahwa tuntutan-tuntutan kongres hanya akan tercapai jika India percaya
pada keadilan dan kejujuran British Raj. Disamping itu mereka masih khawatir
terhadap ancaman dari luar India, antara lain dari Rusia di utara India.
Di dalam tahun 1898 tujuan Kongres
dinyatakan dengan jelas yaitu bahwa Kongres Nasional India bermaksud mencapai kesejahteraan
bangsa dan rakyat India dengan memakai jalan yang tidak melanggar
Undang-undang. Didalam pernyataan tersebut tampaklah bahwa kongres tidak akan
memakai politik kekerasan. Seorang anggota bernama Tilak, seorang Maratha yang
berasal dari Dekhan, melihat tindakan-tindakan kongres dengan tidak sabar lagi. Tilak berpendapat
bahwa keadaan rakyat memaksa untuk mengambil tindakan-tindakan yang lebih keras
dan tepat.
Waktu Lord Curzon menjadi raja muda
dari tahun 1998–1905, perjuangan-perjuangan kebangsaan mengalami banyak
rintangan–rintangan di dalam usaha–usahanya. Ia berusaha untuk menghalangi
perkembangan perguruan di India yang dipandangnya hanya menghasilkan
orang-orang pandai yang menghalangi politik penjajahan Inggris di India. Ia
berpendapat bahwa perkembangan aliran nasionalis itu akan membahayakan
kedudukan Inggris.
B.
Pembagian Benggala
Pada tahun 1905 terjadi suatu
tindakan yang tidak dapat dilupakan oleh bangsa India yaitu Usaha membagi
daerah Benggala menjadi 2 bagian. Maksud Lord Curzon membagi daerah tersebut
yaitu alasan resmi pembagian ini untuk memudahkan administrasi Pemerintahan
mengingat propinsi Benggala sangat luas. Tetapi sebenarnya merupakan pelaksanaan
dari politik devide et impera yang hendak menimbulkan perpecahan antara rakyat muslim dan hindu
agar kekuatan perjuangan nasionalisme India yang mulai berkembang dalam
kongres
itu dapat terhalang. Akan tetapi politik Curzon mendapat kritikan dari segala
pihak rakyat di India, bahkan di kalangan bangsa Inggris ada yang tidak setuju. Meskipun demikian Curzon meneruskan
tindakan ini. Pemerintah Inggris seakan-akan menyetujui rencana tersebut karena
tidak mendengarkan suaranya.
Pembagian Propinsi Benggala itu
membawa akibat sebagai berikut :
Ø Partai
Congres bersikap keras terhadap Inggris.
Atas anjuran Tilak, kongres
mengadakan sabotase dan boikot terhadap barang-barang buatan Inggris. Ada
anggota-anggota Konggres yang tidak menyetujui perbuatan-perbuatan itu. Mereka
termasuk golongan moderate. Sedang anggota-anggota Konggres yang mendukung
sikap keras terhadap Inggris, termasuk golongan extrimis.
Ø Hubungan
orang Hindu dengan orang Islam menjadi tegang.
Sebab :
a.
Orang Hindu menentang pembagian
Benggala.
b. Orang
Islam menyetujui pembagian Benggala. Dengan pembagian propinsi Benggala menjadi
2 propinsi orang-orang Islam di Benggala Timur merasa bebas dari tekanannya orang Hindu di Benggala Timur.
Pembagian
Benggala yang ditetapkan pada tanggal 1 September 1905 meletakkan dasar-dasar
pembagian tersebut yang akan dimulai pada tanggal 16 Oktober 1905. Di dalam
kalangan Kongres telah terjadi perkembangan baru yang merupakan suatu fase tumbuhnya cita-cita kemerdekaan
dicetuskan oleh Surendranath Bannerji dan kemenangan kelompok radikal atau yang
disebut sebagai aliran kiri Kongres. Hal ini
akan mempengaruhi Kongres dalam merumuskan programnya secara nyata
dikemudian hari yang dengan bulat menuntut kemerdekaan India secara penuh.
Perkembangan baru ini karena bertepatan dengan masalah pembagian Benggala maka
dapat dianggap sebagai suatu akibat langsung politik separatisme Lord Curzon.
Banerji, yang pada waktu itu
mempunyai pengaruh besar di dalam dan di luar kongres, memperkuat perjuangan
mengenai tuntutan–tuntutan nasional di India. Bannerji adalah seorang yang pada
mulanya hanya mencurahkan perhatiannya terhadap soal-soal pendidikan dan ia
pernah menjadi guru besar pada sekolah tinggi di Calcuta dan memimpin majalah
Bengalee. Suatu sifatnya membuat namanya menjadi populer dikalangan lawan dan
kawan adalah sifat berpantang menyerah terhadap segala sesuatu yangdihadapinya. Pengaruhnya yang besar telah terjadi
dalam tahun 1895 dan 1902 dimana ia telah dipilih menjadi ketua kongres.
Sebagai jawaban terhadap tindakan
pembagian Benggala itu ia telah menganjurkan suatu gerakan yang terkenal dengan
nama “Swadhesi”. Maksud Bannerji dengan perkataan ini adalah untuk memupuk
perasaan persatuan dikalangan rakyat di India dan yakin akan kekuatan dan usaha sendiri. Bersama dengan gerakan swadhesi itu
telah dilaksanakan pula aksi pemboikotan terhadap barang-barang Inggris. Aksi
pemboikotan yang pertama telah dilaksanakan tepat pada hari pembagian tanah Benggala
itu. Hari itu telah dipandang sebagai suatu hari untuk berkabung.
Tindakan pemboikotan dan gerakan
swadhesi ini menimbulkan kesulitan di dalam perniagaan Inggris. Penjualan hasil
tenunan Inggris
merosot. Pabrik-pabrik tekstil di Bombay dan kota-kota lainnya mengalami
kesukaran. Di lain pihak hasil kerajinan rakyat timbul kembali terutama di
Benggala. Aksi ini dipandang oleh pemerintah Inggris sebagai suatu tindakan
yang telah melanggar Undang-undang karena membahayakan kedudukannya di India.
Tindakan-tindakan yang keras dijalankan untuk melemahkan aliran swadhesi ini.
Kekacauan timbul dimana-mana. Salah seorang pemimpin di Punjab yaitu Lala
Ladjapat Rai, ditangkap dan dibuang ke Birma dengan tidak diketahui apa
kesalahan-kesalahan yang telah dibuatnya.
Dengan tindakan-tindakan kekerasan
ini pemerintah mengira akan mencapai ketentraman kembali akan tetapi perkiraan tersebut telah meleset.
Gerakan-gerakan rahasia mulai menghebat, pemboikotan mulai meluas. Aliran
nasionalisme di India semakin hari semakin memuncak. Hal ini tidak hanya
didorong oleh pengaruh-pengaruh dari dalam negeri saja akan tetapi pengaruh- pengaruh
dari luarpun memainkan peranan yang penting. Kemenangan–kemenangan Jepang
terhadap Rusia di dalam tahun 1905 dan berkembangnya sosialisme di asia adalah
faktor-faktor yang menyuburkan tumbunya perasaan kenasionalan ini, bukan hanya
di India saja akan tetapi meluas sampai ke seluruh Asia. Demikianlah di dalam
tahun 1906 untuk pertama kali telah terdengar di India tuntutan-tuntutan
kemerdekaan di India yang tersimpul di dalam sebuah kata : “swaraj”.
Pada tahun 1904 terjadi peristiwa
yang menyakiti hati bangsa India, ialah peraturan-peraturan yang diadakan di
Afrika Selatan terhadap bangsa kulit berwarna. Beberapa tahun kemudian,
tuntutan tuntutan AINC menjadi semakin radikal dalam menghadapi perlawanan
terus-menerus dari pemerintah, dan partai ini menjadi sangat aktif dalam
kemerdekaan.
C.
Golongan dalam Kongress
Pada tahun 1907 partai ini terpecah menjadi dua golongan:
1.
Partai Ekstremis ( Fraksi Radikal ) yang menuntut
kemerdekaan penuh (Purna Swaraj). Pemimpin Partai Ekstrimis ini adalah Tilak
dan Jawaharlal Nehru. Tilak menganggap Kongres bersifat lemah dan takut, karena
itu dia meminta tindakan yang tegas dan radikal.
2.
Partai Moderat ( Fraksi Sedang ) yang puas dengan
tuntutan Swaraj. Pemimipin Partai Moderat adalah Gopal Krisna Gokhale, Bannerji
dan Motilal Nehru.
Setelah perang dunia I partai ini
dikaitkan dengan Mahatma Gandhi, yang tetap merupakan pemimpin rohaninya secara
tidak resmi dan menjadi lambang massa (meskipun tidak pernah menjadi anggota
partai ini), bahkan ketika orang-orang yang lebih muda menjadi persiden partai.
Partai ini dalam banyak hal merupakan organisasi payung, yang menampung di dalamnya
kelompok-kelompok sosialisasi radikal, tradisional dan bahkan konservatif Hindu
dan Muslim.
Pada masanya sebagai pemimpin bangsa
dalam perjuangan kemerdekaan, partai ini menghasilkan pemimpin-pemimpin
terbesar negara. Sebelum era Ghandi muncul pemimpin-pemimpin seperti Bal
Gangadhar Tilak, Bipin Chandra Pal, Lala Lajpat Rai, Gopal Khirshna Gokhale, Mohamad
Ali Jinnah, semuanya mulai dengan tokoh legendaries India pertama: Dadahbay
Naoroji, Persiden dari Asosiasi Nasional India, sebuah organisasi rekannya.
Naoroji belakangan menjadi anggota parelmen di majelis Rendah, orang India
pertama yang menduduki kursi di situ.
Sejak kelahirannya hingga menjelang
berakhirnya abad ke 19, kongres masih dalam tahap pembentukan. Beragamnya
golongan dalam kongres mengakibatkan beragamnya pendapat, sehingga sulit merumuskan suatu
perinsip pokok
perjuangan. Baru pada tahun 1898, berhasil
disusun perinsip pokok perjuangan kongres kendati tampak kurang tegas, yaitu kongres
kebangsaan India bermaksud mencapai kesejahtraan rakyat India dengan
mempergunakan jalanan yang tidak melanggar UU.
Ketidaktegasan garis perjuangan
kongres selama ini menimbulkan pula ketidakpuasan di sebagian anggota kongres yang
ingin garis perjuangan yang lebih tegas menentang Inggris. Sesuai dengan yang
telah dikemukakan bahwa keanggotaan dalam kongres terdiri berbagai golongan
yang memiliki kepentingan masing-masing, diantaranya terdapat golongan menengah
yang telah mapan, yang menginginkan perubahan politik di India secara bertahap
tanpa menimbulkan goncangan sosial, karena apabila itu terjadi maka akan
menimbulkan kerugian terhadap mereka. Karenanya mereka mengusulkan pergerakan
politik yang dilkkukan adalah kerjasama dengan pemerintahan Inggris.
Salah seorang pelopor dalam golongan
Radikal dalam kongres adalah Bal Gangadhar Tilak. Tilak berasal dari bangsa
Maratha di Deccan, dia telah melihat penderitaan di rakyat India, Tilak juga
memimpin dan mengelola Majalah mingguan yang bernama Kesari, merupakan kata
yang berasal dari bahassa Maratha yang berarti Singa dan Tilak juga merupakan
orator dan ahli pidato ulung. Tilak menolak perubahan sosial politik yang datang dari luar, seperti yang datang dari orang-orang Inggris,
karenanya ia kurang setuju pada politik kongres yang bekerja sama dengan
pemerintah Inggris. Ia menganggap lemahnya kongres karena terlalu condong pada
keinginan mempertahankan persatuan di antara angota-anggota kongres yang
terdiri dari beragam golongan termasuk golongan muslim. Dan pada tahun 1897 Tilak
ditangkap pemerintah Inggris karena menuduh tulisannya dalam majalah kesari
telah menimbulkan hasutan pada rakyat sehingga mengakibatkan terjadinya
pembunuhan terhadap seorang pegawai kesehatan Inggris dan seorang anak buahnya.
Penangkapan dan penetapan hukuman
penjara terhadap Tilak menimbulkan protes dikalangan anggota kongres, dalam
protesnya terhadap pemerintah Inggris, Kongres memperingatkan bahwa penahanan Tilak akan mengakibatkan timbulnya
tindakan-tindakan kekerasan dari rakyat. Dari tahun ditangkapnya Tilak yaitu
tahun 1897 dapat dikatakan sebagai tahun kebangkitan golongan radikal dan paham
mereka meluas terutama di daerah Benggala. Tokoh-tokoh golongan kiri atau
ekstrimis tersebut adalah Bepin Candra Paid an Arabinda Gose, perbedaan prinsip
perjuangan antara golongan Kooperatif-Moderat dengan golongan Radikal-ekstrimis
dalam kongres pecah menjadi perkelahian fisik diantara anggota Kongres,
kejadian tersebut terjadi pada pertemuan Kongres di Surat tahun 1907. Perbedaan
mendasar yang tercetus dalam pertemuan tersebut adalah dalam hal tujuan
perjuangan nasional yang dikemukakan masing-masing golongan dalam Kongres
diantaranya:
1. Pihak
golongan Ekstrimis menginginkan agar India secepatnya melepaskan diri dari kekuasaan
Inggris, dan membentuk pemerintahan sendiri yang lepas dari pemerintah Inggris.
Tuntutan golongan Kiri tersebut disebut Purna Swaraj.
2. Sedangkan golongan Kanan atau Moderat
menginginkan peralihan kekuasaan politik yang hati-hati dan tenang, tanpa
kekerasan dan tidak menimbulkan gejolak sehingga pada tahap awal cukup dengan
tuntutan pemerintahan sendiri dalam lingkungan kekuasaan kerajaan Inggris.
Tuntutan golongan kanan atau Kooperatif-Moderat tersebut disebut Swaraj. Tokoh golongan kanan antara lain
W. Banerji dan Motilal Nehru.
DAFTAR BACAAN:
Erwin, Tuti Nuriah.
1990. Asia Selatan dalam Sejarah. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia.
Soebantardjo, 1958. Sari
Sedjarah Asia-Australia. Jogjakarta: Bopkri.
Partai Kongres adalah partai terbesar di India
ReplyDeletekebanyakan pemilu India dimenangkan partai kongres, komentar juga ya di blog saya www.goocap.com
ReplyDelete